Sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dari total sampah yang ada di dunia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup sepanjang tahun 2020 sebesar 37,3 % dari total sampah yang ada di Indonesia merupakan sampah rumah tangga. Jika hal ini dibiarkan begitu saja dan tidak ada tindakan preventif yang kita lakukan, bukan tidak mungkin semakin banyak sampah yang dihasilkan dari rumah tangga akan mengancam keberlangsungan hidup umat manusia. Padahal jika kita pelajari lebih lanjut hampir sebagian besar sampah rumah tangga merupakan bahan organik seperti sisa makanan, sisa konsumsi sayur di dapur, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik), kulit buah, daun, dan ranting. Dimana sampah organik lebih mudah terurai dan lebih banyak cara untuk mendaur ulang, salah satunya bisa kita manfaatkan untuk memulai aktivitas berkebun.
Aktivitas berkebun merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan mempunyai beragam manfaat. Selain kita dapat mandiri pangan dan mengurangi potensi limbah makanan di TPA, berkebun sangat menyehatkan tubuh dengan aktivitas fisiknya. Berkebun juga menjadi solusi untuk menyeimbangkan kesehatan mental kita. Menurut penelitian, dekat dengan alam dan melakukan interaksi dengan tanaman merupakan kegiatan yang dapat menjaga mental sekaligus sebagai sarana terapi. Selain itu tentunya juga lebih sehat karena kita bisa mengontrol bahan-bahan yang digunakan pada proses penanaman.
Pernahkah terlintas di benak kita bahwa sisa konsumsi sayuran, buah ataupun makanan yang ada di dapur bisa dimanfaatkan untuk memulai kegiatan berkebun? Nah, mari kita mulai gaya hidup zero waste untuk mendukung terciptanya sustainable agriculture dari hal yang paling mudah.
Jika selama ini kita terpaku bahwa memulai kegiatan berkebun merupakan hal yang cukup sulit dilakukan karena kita harus membeli bahan tanam berupa benih atau bibit, membeli pupuk untuk nutrisi tanaman atau masih bingung untuk mencari wadah untuk menyemai atau menanam. Mulai sekarang kita bisa mencoba untuk menggunakan sisa konsumsi bahan sayuran di dapur dan menggunakan wadah bekas yang tidak terpakai untuk memulai berkebun dengan mudah dan murah.
Hal-hal dasar yang harus kita tanamkan pada diri kita untuk memulai berkebun yaitu pertama, bahwa berkebun tidak selalu harus dengan pekarangan atau halaman belakang rumah yang luas. Kita bisa menggunakan botol bekas, karton susu bekas, kaleng bekas sebagai wadahnya yang disusun dengan rapi dan cantik di depan teras atau di dekat jendela dapur. Kedua, mulai menggunakan biji sisa sayur dan buah seperti biji cabai, biji terong, biji alpukat, biji pepaya untuk kita jadikan bahan tanam serta menumbuhkan kembali sisa potongan sayuran (regrow) seperti daun bawang, serai dapur, wortel, sawi, dan kentang. Dan ketiga, biasakan untuk menggunakan pupuk organik yang bisa dibuat sendiri dari sisa konsumsi makanan atau buah dan sayur yang sudah busuk. Selain mengurangi sampah kita turut membantu mengelola ekosistem dengan tidak menambahkan pupuk kimia ke dalam tanah.
1. Membuat dan menyiapkan wadah tanam
Untuk memulai berkebun tentunya harus menyiapkan tempat untuk tumbuh tanaman yang akan ditanam. Seperti yang sebelumnya dijelaskan bahwa berkebun tidak harus dengan area yang luas karena banyak alternatif yang bisa dilakukan. Kita bisa mencoba berkebun dengan sistem vertikultur yaitu metode menanam dengan menyusun tanaman secara vertikal dengan menggunakan botol bekas atau dengan wall planter bag. Kita juga bisa memulai berkebun tanpa harus membeli pot plastik, gunakan kaleng bekas atau karton bekas susu untuk menjadi wadah tanaman. Tentunya tidak akan memakan banyak tempat, kita hanya perlu menyusunnya dengan rapi.
2. Menanam dari biji buah dan sisa potongan sayur
Ini adalah bagian yang paling menyenangkan dari berkebun dengan memanfaatkan sisa konsumsi sayur. Bagaimana tidak, kita bisa membuat bahan tanam dari bahan yang sebelumnya kita kira tidak berguna lagi. Ada dua jenis bahan tanam yang bisa kita regrow, pertama dengan menggunakan biji buah dan yang kedua dengan memanfaatkan sisa potongan sayuran. Adapun beberapa jenis buah dan sayur yang bisa kita regrow antara lain:
Cabai
Pasti sudah familiar dengan bahan makanan yang satu ini, termasuk jenis buah-buahan namun orang awam sering mengkategorikan ke dalam sayuran. Ternyata sangat mudah untuk menanam cabai, terlebih pohon cabai berbuah banyak dan dapat dipanen berkali-kali. Memanfaatkan cabai busuk atau cabai kering yang ada di kulkas untuk bijinya bisa kita ambil dan dijadikan bahan tanam.
Langkahnya cukup mudah, ambil biji cabai kemudian keringkan selama kurang lebih 24 jam atau sampai biji menjadi kering. Siapkan media tanam dalam pot kaleng atau wadah bekas lainnya kemudian semai biji cabai tersebut. Biji cabai akan muncul tunas setelah 25 – 30 hari setelah biji ditanam, dan akan berbuah 60 hari atau 2 bulan kemudian. Tanaman cabai menyukai sinar matahari yang penuh, jadi pastikan ditanam di luar ruangan yaa. Lakukan penyiraman sehari dua kali dan beri pupuk sebulan sekali. Menanam cabai ini membuat kita belajar bersabar dan telaten :).
Tomat
Sama seperti cabai, tomat dapat ditanam dengan menggunakan bijinya. Pisahkan biji dengan daging buah lalu keringkan selama 2 – 3 hari. Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari atau hanya dikering anginkan saja. Setelah kering biji tomat siap ditanam dalam wadah dengan media tanam yang gembur. Biji tomat akan berkecambah 20 – 25 hari setelah biji ditanaman. Untuk panen buah tomat pertama bisa dilakukan setelah tanaman tomat berumur 40 hari setelah biji muncul tunas. Panen tomat dapat dilakukan setiap minggu hingga tanaman tomat berumur lebih dari 4 bulan.
Alpukat
Biasanya, biji alpukat menjadi sampah yang kita buang begitu saja. Padahal ada cara yang unik untuk regrow biji alpukat. Kita bisa menggunakan teknik water propagation dalam menumbuhkan alpukat dari bijinya. Yang perlu kita siapkan adalah wadah transparan bisa menggunakan gelas, botol kaca bekas atau vas bunga yang sudah tidak terpakai. Isi dengan air kurang lebih 3/4 dari total volume wadah. Lalu letakkan biji alpukat yang sudah dibersihkan kulit bijinya dalam wadah tersebut dengan posisi bagian yang lebih lebar di bawah dan bagian yang lonjong di atas. Pastikan 1/4 bagian biji terendam air, karena air akan memicu proses tumbuhnya akar dan tunas. Jika mulut wadah terlalu lebar dan menyebabkan biji alpukat terendam seluruhnya, maka siapkan tiga tusuk gigi di tiga titik biji alpukat untuk menahan biji agar tidak tenggelam.
Ketika tunas sudah tumbuh 3 hingga 5 helai daun, akar sudah berukuran 5 – 7 cm dan sudah berumur kurang lebih 1 bulan, pindahkan ke dalam tanah. Tanaman alpukat yang diperbanyak dengan biji akan berbuah setelah 10 – 15 tahun setelah tanam. Meskipun harus menunggu sangat lama untuk mencicipi buahnya, tapi setidaknya kita mempunyai banyak tanaman alpukat di rumah dengan memperbanyak sendiri :).
Wortel
Wortel atau tanaman umbi-umbian lain seperti lobak atau buah bit dapat ditumbuhkan kembali dengan memanfaatkan bagian buahnya. Potong ujung wortel sekitar 5 cm lalu letakkan dalam wadah atau nampan yang sudah terisi air. Bagian wortel yang terendam air kurang lebih 2 cm. Tunggu hingga bagian tersebut keluar akar dan muncul tunas. Setelah berumur 2 – 3 minggu, pindahkan bagian wortel tersebut kedalam wadah pot yang sudah berisi media tanam. Letakkan pada area yang terkena sinar matahari yang cukup, wortel akan siap dipanen ketika sudah berumur 3 – 4 bulan setelah ditanam dalam tanah. Jangan lupa untuk rutin menyiram wortel dan memberi pupuk kompos sebulan sekali agar tumbuh subur dan maksimal.
Sawi
Terkadang kita tidak sadar bahwa ketika kita mengkonsumsi sawi akan menyisakan sekitar 5 cm bonggol sawi tersebut. Kemudian sisa potongan tersebut akan menjadi sampah yang kita buang ke TPA. Mulai sekarang kita bisa membiasakan diri untuk memanfaatkan bonggol tersebut untuk ditanam kembali. Cara yang sangat mudah untuk menanam sawi dari bonggolnya, siapkan wadah yang telah terisi air dan letakkan bonggol sawi dengan merendam 2 cm bagian bawahnya. Setelah muncul akar dan tunas, pindahkan ke dalam media tanam untuk memaksimalkan pertumbuhannya. Kita bisa menanam sawi tanpa harus membeli benih terlebih dahulu. Untuk perawatan sawi sangat mudah, cukup disiram sehari sekali saja dan beri pupuk seminggu sekali. Sawi bisa dipanen setelah bibit dari bonggol tersebut sudah berumur 3 minggu.
Daun Bawang
Bonggol daun bawang yang biasa kita buang begitu saja bisa menjadi tumbuhan baru dan bisa kita panen berkali-kali dengan menggunakan teknik water propagation. Sisakan 5 – 8 cm bonggol daun bawang, masukkan kedalam wadah yang sudah terisi air lalu biarkan tumbuh tunas dan akar. Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman daun bawang, letakkan di dekat jendela agar terkena sinar matahari. Daun bawang bisa dipanen setelah berumur 2 – 3 minggu. Jika ingin pertumbuhan yang lebih masif pindahkan daun bawang yang sudah berakar tersebut ke dalam media tanah.
Jahe
Pertama-tama pilih rimpang jahe yang memang sudah tidak akan dimasak lagi, potong rimpang menjadi beberapa bagian. Pemotongan rimpang ini berguna untuk merangsang pertumbuhan tunasnya. Potongan rimpang tersebut kita tanam dalam tanah yang sudah dilubangi sekitar 5 – 10 cm. Tutup kembali dengan tanah, letakkan di area yang terkena sinar matahari sepanjang waktu. Rimpang jahe akan muncul tunas sekitar 3 – 4 minggu setelah tanam.
Serai dapur
Serai dapur merupakan jenis tanaman yang sangat mudah dibudidayakan. Serai dapur dapat ditanam dari potongan bonggolnya. Tanam bonggol tersebut ke dalam campuran media tanam, biarkan bongol tersebut menghasilkan rimpang anakan. Dalam waktu 4 – 6 bulan setelah tanam bonggol pertama, kita akan mendapatkan rumpun serai dapur yang rimbun. Jika ingin memanfaatkan sereh untuk bumbu dapur, ambil rimpang anakan sampai ke akarnya. Lakukan perawatan dengan melakukan pemangkasan yaitu memotong bagian daun sereh dapur sisakan 10 – 15 cm dari dasar. Pemangkasan tersebut akan merangsang lebih banyak lagi pertumbuhan rimpang anakan. Tanaman serai juga bisa mengusir nyamuk lho, sangat cocok ditanam dihalaman rumah.
3. Membuat pupuk organik dari kulit buah, sayur dan buah busuk
Dalam berkebun tentunya tanaman juga memerlukan nutrisi salah satunya dengan pemberian pupuk yang cukup. Kita bisa memanfaatkan sisa konsumsi sayur dan buah di rumah untuk membuat pupuk organik atau kompos.
Cara mengompos dapat dilihat di link ini:
Cara Mudah Mengompos! Mudah banget!
Sampah organik yang dapat dan tidak dapat masuk ke kompos
atau ke hashtag
#zwidkompos
Memperbanyak konsumsi sayur #BanyakinSayurnya tidak perlu khawatir untuk menambah jumlah sampah. Sisa konsumsi sayur ternyata dapat kita tanam kembali dan daur ulang menjadi bahan yang lebih bermanfaat bagi keberlangsungan ekosistem dan terciptanya sustainable agriculture yang bisa kita mulai dari hal sederhana. Dengan #Banyakinsayurnya kita turut berkontribusi dalam memperlambat perubahan iklim karena turut mengurangi produksi sampah rumah tangga. Kita dapat berdaya dari rumah dan memperlambat perubahan iklim dari isi piring kita. Kalian bisa mengikuti gerakan #BanyakinSayurnya dari rangkaian kampanye #MakeItLast dari Electrolux Indonesia. Dari hal kecil kita dapat berkontribusi untuk menjaga keberlangsungan hidup anak cucu kita dimasa depan.
So, let’s Make it Last!
Referensi:
https://www.gardeningknowhow.com/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/29/mayoritas-sampah-nasional-dari-aktivitas-rumah-tangga-pada-2020