Skip to content
Zero Waste Indonesia
  • Tentang Zero Waste
    • Tentang Zero Waste Indonesia
    • Team Kami
  • Zero Waste Articles
  • Shop
  • Contact
Masuk
Daftar Sekarang
Masuk
Daftar Sekarang
Zero Waste Indonesia/Guest Blogger/Cara Mudah Mengompos! Mudah banget!

Cara Mudah Mengompos! Mudah banget!

4 min read

Bagikan artikel ini

  • Icon Whatsapp

Pernah dengar istilah kompos? Apa yang langsung terbayang dibenak kalian? Mungkin ‘pertanian’, ‘sawah’, ‘petani’, ‘menanam’, ‘pupuk’ dan berbagai macam kata yang nggak cocok untuk kita yang hidup di daerah urban, punya lahan sempit, dan susah menemukan tanah. Saya tidak bisa menyalahkan kalian. Tapi boleh nggak saya kasih tahu sebuah fakta, bahwa kompos berperan besar untuk menjamin keberlangsungan hidup kalian?

Pada dasarnya, kompos adalah hasil penguraian segala sisa organik yang kita hasilkan. Ketika diuraikan dengan baik, kompos akan berfungsi menyuburkan tanah. Kalau tanahnya subur, tanaman pun tumbuh subur. Jadi, dengan melakukan pengomposan, jelas dong supply bahan makanan kita akan terjaga. Sekalipun kalian termasuk karnivora, di satu titik kalian akan menemukan bahwa makanan dari yang kalian makan berasal dari tanaman yang tumbuh di tanah.

Selanjutnya, kalian mungkin akan bilang ke saya bahwa kalian terlalu sibuk untuk mengompos. It’s okay, kok. Nggak akan ada yang bisa menghakimi kesibukan kalian. Hanya, kalau boleh saya sarankan, pastikan bahwa sisa organik yang kalian hasilkan, dipisahkan dan diserahkan pada orang/petugas/lembaga yang bisa mengelolanya dengan baik. Karena, kalau sisa organik tersebut dicampur jadi satu dengan sampah yang tidak bisa membusuk lalu dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir/Landfill), itu sama saja kalian menciptakan masalah baru.

Coba bayangkan, saat kalian mencampur sisa sayur dari kalian dengan popok bayi, batu baterei, lampu, baju bekas dan mengirimnya ke TPA. Apa yang akan terjadi? Gunungan berbagai macam barang di TPA yang sangat miskin oksigen, membuat pembusukan sisa sayur tersebut menghasilkan Gas Metan. FYI, gas Metan (CH4) adalah salah satu kontributor bertambah panasnya bumi kita tercinta. Selain itu, air lindi yang dihasilkan dari TPA sudah pasti mengandung lebih banyak logam berat. Padahal, kalau kualitasnya baik, air lindi yang matang bisa dijadikan pupuk cair lho.

Saya mulai aktif mengompos sejak setahunan yang lalu. Saya tak bisa bilang bahwa itu adalah pengalaman yang mulus setiap saat, tapi saya belajar banyak hal. Material dan cara yang cocok untuk saya, saya terus lakukan. Yang tak cocok, mau tak mau jadi sebatas eksperimen saja.

Saya telah bertemu banyak orang yang mengompos, juga membaca berbagai pengalaman dan literatur terkait pengomposan. Cara yang dipakai setiap orang yang saya temui tersebut selalu mengandung perbedaan, mulai dari alat, bahan, sampai metode. Pada akhirnya, saya bisa menyimpulkan bahwa mengompos adalah pengalaman yang personal. Tidak ada yang persis sama. Karena itu, jika kalian termasuk pemula dalam hal mengompos, hal pertama yang bisa saya sarankan adalah : JANGAN TAKUT! COBA SAJA! Lama kelamaan kalian akan menemukan sendiri cara pengomposan yang cocok dengan kalian.

Nah kalau kalian sudah merasa berani mencoba dan siap berpetualang, silakan dilanjutkan membaca artikel ini ;).

MEMBUAT STARTER

Dari pengalaman setahun terakhir ini, saya bisa menyimpulkan bahwa untuk skala rumah tangga (seperti yang saya lakukan di rumah), membuat starter komposter sangatlah sederhana. Saya mencoba menuangkannya dalam skema seperti di bawah ini.

Keterangan tambahan:
*Bahan organik hijau adalah bahan yang masih segar/kaya nitrogen.
Contoh: kulit pepaya, tangkai bayam, kulit wortel
*Bahan organik coklat adalah bahan yang sudah kering/kaya karbon.
Contoh. daun kering, jerami, kertas

Biarkan starter ini tertutup rapat selama 4 hari. Tujuan pembuatan starter adalah menciptakan lingkungan hidup bagi mikroorganisme pengurai sampah organik kita. Tanda‐tanda starter nya berhasil antara lain: hangat, penutupnya berembun, zat organik yang kita masukkan sebelumnya mulai menghitam.

PERLAKUAN HARIAN

Setelah starter dibuat, komposter bisa diisi dengan sisa organik harian. Aduk sampah yang baru ditambahkan dengan isi komposter yang sudah ada sebelumnya. Selain bertujuan agar sampah yang baru lebih cepat terurai, pengadukan juga membuat lebih banyak oksigen menyusup ke dalam tumpukan dan mengurangi potensi terjadinya gas metan.

Yang perlu diperhatikan saat membuang sisa organik baru ke dalam komposter adalah perhatikan keadaan komposter. Jika tampak terlalu becek (yang bisa mengundang belatung), tambahkan saja sisa organik kering kedalamnya. Jika terlalu kering, maka tambahkan bioaktivator.

SAAT PANEN

Saat komposter sudah penuh, biarkan tidak diisi selama 1‐2 minggu. Setelah itu, angin‐anginkan di tempat terbuka sebelum digunakan untuk memupuk tanaman.

TENTANG WADAH

Saya sering mendapat pertanyaan tentang wadah yang bisa dipakai untuk pengomposan. Selama wadah itu tidak berpengaruh terhadap kualitas kompos yang kita hasilkan, segala macam bentuk wadah bisa digunakan.

Di atas, saya mencoba mengumpulkan berbagai ide kreatif tentang wadah yang bisa digunakan untuk pengomposan. Saya yakin kalian bisa lebih kreatif lagi. Usahakan tidak perlu membeli wadah baru, gunakan saja apa yang sudah ada. Di rumah, untuk komposter saya memanfaatkan ember cat yang sudah berumur puluhan tahun (plastik memang awet!)

Udah kelihatan kan kalau mengompos itu gampang? 😉

Selamat Mengompos! Selamat mengalami kebahagiaan yang meletup‐letup ketika tahu petikan daun bayam kalian hilang di dalam komposter di bawah sana! 😉

Untuk ringkasan artikel ini: silakan unduh gambar di bawah ini.

Instagram: @storyforel
Website: http://storyforel.blogspot.com/

Zero Waste Lainnya

Kolaborasi Zero Waste
Peta Minim Sampah
Campaign dan Program

Dapatkan juga produk dari Zero Waste

Jangan sampai kehabisan produk – produk dari kami.

Lihat Produk Kami

Artikel
Zero Waste Lainnya

Artikel lainnya yang kalian bisa baca untuk lebih menambah informasi
dan pengetahuan anda mengenai Zero Waste

Hari Peduli Sampah Nasional
February 20, 2023

Hari Peduli Sampah Nasional, Pengingat untuk Mengasihi Bumi

Yuk, ramaikan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dengan cara berkontribusi dalam pengurangan sampah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
zero waste valentine day
February 14, 2023

Tips Zero Waste Valentine’s Day, Romantis Tetap Ramah Lingkungan

Cari inspirasi merayakan hari kasih sayang romantis dan ramah lingkungan? Yuk, simak tips zero waste Valentine’s day berikut ini!

Baca Selengkapnya
Penting! Ini Zero Waste Camping yang Perlu Kamu Ketahui
February 13, 2023

Penting! Ini Tips Zero Waste Camping yang Perlu Diketahui

Apa itu zero waste camping? Singkatnya, ini merupakan cara kemah tanpa sampah. Melakukan camping atau berkemah tanpa harus menimbulkan tumpukan sampah bukanlah hal sulit. Namun nyatanya tidak semua orang memahami
Baca Selengkapnya

Ayo bergabung bersama kami

Jadilah yang pertama mengetahui update komunitas kami termasuk penawaran khusus dari shop kami!

Bergabung Sekarang

Zero Waste Indonesia adalah ONE-STOP-SOLUTION platform untuk gaya hidup zero waste. Saatnya untuk memulai sekarang!

Produk Zero Waste

  • Shop
  • 12 Best seller products
  • Frequently Asked Question (FAQ)
  • Konfirmasi Pembayaran
  • Product wish (Request)
  • Syarat dan Ketentuan

Zero Waste Collab

  • Kontak
  • Collaboration
  • Speaker
  • Be a contributor
  • Recruitment

Global Food Waste Counter

  • Home
  • Tentang Kami
  • Articles
  • Contact

© 2023 Zero Waste Indonesia.

All rights reserved. Jasa Pembuatan Website oleh Agensi Digital Marketing Whello