Biopori adalah teknologi alternatif dan sederhana untuk penyerapan air hujan selain dengan sumur resapan. Istilah keren untuk biopori adalah istana cacing, walaupun sebenarnya penghuni biopori bukan hanya cacing. Selain untuk resapan air, biopori juga berguna sebagai pengolah sampah rumah tangga yang dapat diterapkan di lahan pemukiman perkotaan yg sempit.
Tidak perlu halaman yang luas untuk membuat biopori. Biopori dapat dibuat di rumah yang halamannya terbatas karena ukuran diameternya hanya sekitar 10 cm. Bahkan bisa dilakukan di bangunan-bangunan modern yang halamannya telah di beton atau di semen. Tentu saja harus ada pengorbanan yang dilakukan, yaitu dengan melakukan pelubangan terhadap beton dan semen — memang memakan biaya — namun perlu dilakukan karena sangat bermanfaat untuk mencegah banjir, memperbanyak cadangan air tanah, juga mengurangi sampah buangan.
Dalam penjelasan deskripsi, biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dan didalamnya terbentuk lubang-lubang kecil yang terbentuk karena aktivitas organisme. Lubang-lubang itu akan terisi udara dan menjadi tempat serapan air di dalam tanah yang bisa memperlancar jalur air yang meresap. Dalam proses alami, biopori adalah tempat lewatan aktivitas fauna di tanah seperti akar yang akan membentuk lubang di dalam tanah.
Isu sampah adalah salah satu isu yang datangnya sangat besar dari sampah rumah tangga organik. Dan biopori adalah merupakan salah satu dari cara-cara lain yang juga efektif dalam mengurangi pembuangan sampah ke TPA. Hanya membuang sampah di tempat sampah tidak akan pernah menjawab masalah sampah di dunia ini. Sampah organik yang di TPA ini berbahaya karena menghasilkan gas metana ke udara dan bahkan pernah meledakkan salah satu TPA di Indonesia.
Di dalam LBR, fauna di dalam tanah akan mencari makanan dan merubah sampah organik yang dibuang ke dalam lubang itu menjadi kompos. Sampah-sampah organik dimasukkan kedalamnya untuk memancing binatang-binatang, semut, cacing atau rayap masuk dan membuat biopori berupa terowongan-terowongan kecil sehingga air cepat meresap.Dengan cara itu sampah organik yang sering menimbulkan bau tak sedap akan habis dimakan “penghuni” lubang biopori. Yang kemudian bermanfaat untuk menggemburkan tanah sekitarnya. Bisa juga diambil dan dijadikan pupuk kompos untuk tanaman sekitar jika diperlukan. Dengan ini LRB berfungsi mengatasi permasalah sampah organik dari sumbernya.
Kesimpulan Manfaat
-
- Menyerap air hujan dan mencegah banjir
- Dengan biopori tanah menjadi lebih subur
- Mendaur ulang sampah organik
- Memperkaya kandungan air hujan, Bila sumber air hanya berupa air hujan tanpa tambahan apa-apa berarti kandungannya hanya H2O. Namun setelah diresapkan kedalam tanah lewat biopori yang mengandung lumpur dan bakteri, air akan melarutkan dan kemudian mengandung mineral-mineral yang diperlukan oleh kehidupan.
- Membuat keseimbangan alam terjaga, sampah organik yang sering menimbulkan bau tidak sedap dapat tertangani. Penerapan biopori di rumah tangga sangat mungkin dilakukan karena sampah organik dapat dengan mudah ditemukan di dalam rumah.
- Dapat dipanen menjadi pupuk kompos
- Air hujan yang terserap ke dalam lubang biopori juga menambah jumlah cadangan air tanah di daerah itu.
- Keteruraian sampah organik di dalam LRB berkat peran biodiversitas (keanekaragaman hayati) tanah sehingga LRB sekaligus menjaga kelangsungan biodiversitas fauna tanah.
“Selama ini keanekaragaman hayati yang dijaga seperti harimau yang akan punah atau jenis satwa lainnya yang mulai langka, tetapi fauna tanah jarang dijaga kelangsungan hidupnya,” kata Kamir penemu dan pelopor LBR dari IPB.
Bagaimana prakteknya
1. Pipa PVC dan tutupnya (diameter 10 cm panjang 1 meter) – dilubangi kecil-kecil dengan bor
2. Bor tanah (diamater bor tanah 10 cm dan dengan kedalaman 100 cm)
3. Linggis
4. Palu untuk tanah yang keras atau berbatu atau berakar
5. Ember dengan gayung ketika melunakkan tanah
6. Sampah organik (daun kering, sisa sayur buah ikan dan lain-lain)
Cara
- Pilih tanah yang tidak berbatu atau jika berbatu atau keras maka bisa menggunakan palu untuk sedikit menghancurkannya
- Lubangi tanah dengan menggunakan bor tanah yang diputar searah jarum jam, hingga kurang lebih dengan kedalaman 1 m. Jika ada akar atau tanah yang agak keras, bisa disiram dengan air dan ditunggu sebentar agar menjadi lebih lunak
- Masukkan pipa PVC yang telah dilubangi dan masukkan sampah organik dari dapur dan sekitar
- Tutup dengan tutup yang telah dilubangi kemudian tutupi dengan tanah sekitarnya namun jangan sampai menutupi tutup pipanya. Biarkan tutup pipa terlihat sehingga kita tau dimana lubang biopori berada.
Beberapa blog yang bermanfaat dan sering membahas mengani topik Biopori