Jakarta, 12 September 2021. Zero Waste Indonesia (ZWID) Festival bertajuk ‘Sinergi Menuju Negeri Lestari’ sukses diselenggarakan oleh Komunitas Zero Waste Indonesia bekerja sama dengan Bank DBS Indonesia. Tidak kurang dari total 12.000 audiens bersinergi selama rangkaian acara berlangsung dari 6-11 September 2021. Diisi oleh setidaknya 38 orang dari berbagai latar belakang mulai dari pemerintah, pakar, pelaku industri, figur publik, komunitas, konten kreator, musisi dan seniman, hingga organisasi zero waste dari berbagai negara, ZWID Festival menjadi wadah mensinergikan seluruh elemen yang terlibat. ZWID Festival turut menyumbangkan sedikitnya 130 Blue Carbon Package (BCP) sebagai bentuk dukungan terhadap ekosistem pesisir. Jumlah BCP tersebut setara dengan minimal 7.8 ton CO2e terserap lewat festival ini. Dilaksanakan secara online, ZWID Festival memiliki rangkaian yang menarik, diantaranya:
- IG Live Sinergi Menuju Negeri Lestari
- IG Live Sustainability Starts with You
- IG Live Beauty without Waste
- Webinar Fondasi Ekoliterasi Menuju Negeri Lestari
- Webinar Mengukir Karya untuk Kisah Lestari
- Webinar Membangun Bisnis Lestari Menuju Ekonomi Sirkular
- Webinar Zero Waste Lifestyle for Global Movement
- Workshop Eco Enzyme
- Webinar Peluang Karir di Era Ekonomi Sirkular
- Reels Competition
“Tujuan kegiatan ini adalah sebagai gerakan bersama menuju Indonesia bersih dan bebas dari sampah melalui kontribusi dari seluruh lapisan masyarakat. Bersama-sama membangun kesadaran dan memberi arah dalam melangkah untuk berpartisipasi terhadap lingkungan sehingga masyarakat memahami masalah terkait lingkungan yang sedang dihadapi dan mengerti bagaimana penerapan gaya hidup minim sampah dalam keseharian,” ungkap Maurilla Sophianti Imron selaku Founder Zero Waste Indonesia.
Permasalahan sampah bukan hanya masalah pemerintah saja tetapi masalah kita bersama. Novrizal Tahar selaku Direktur Pengelolaan Sampah Ditjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada gelaran Grand Event ZWID Festival mengatakan, “Perlu kesadaran kolektif mengenai permasalahan sampah. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah menerapkan gaya hidup minim sampah. Dapat dimulai dari menolak pemakaian plastik sekali pakai, berbelanja tanpa kemasan, memilah sampah dari rumah, menghabiskan makanan, dan mengompos sisa makanan. Jika bisa jadikanlah sebagai way of life. Perubahan memang butuh waktu namun percayalah itu merupakan investasi yang akan membuahkan hasil.”
Optimisme ini juga ditunjukkan pada IG Live Kick Off ZWID Festival bersama KLHK, WRI Indonesia, Aksi Kita Indonesia, dan #SayaPilihBumi dimana sejatinya kesinambungan menuju negeri lestari dapat diwujudkan dengan keselarasan serta dukungan dari berbagai pihak.
Digelar bertepatan dengan Zero Waste Week, sebuah kampanye lingkungan untuk mengurangi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), ZWID Festival turut mengundang Zero Waste Week United Kingdom, Zero Waste Malaysia, Zero Waste Singapore, serta Plastic Free Southeast Asia & Australia pada Webinar Zero Waste Lifestyle for Global Movement untuk membagikan cerita tentang inisiatif mereka serta tantangan yang dihadapi di negara masing-masing. Forum ini merupakan bentuk sinergi bersama dari berbagai negara.
Beberapa figur publik-tidak hanya yang berlatar belakang di bidang lingkungan-turut ambil bagian di festival ini. Ditto & Ayudia, Nadine Alexandra Dewi, serta Widika Sidmore berbagi pengalaman dan proses dalam menjalani gaya hidup minim sampah yang ternyata dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pada sesi IG Live Sustainability Starts with You. Mereka percaya hal positif yang bermula dari diri sendiri akan menciptakan hal-hal positif lainnya yang dapat menggerakkan khalayak untuk berkontribusi untuk bumi yang lebih baik.
Zero waste sebagai filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sejalan dengan konsep ekoliterasi yang dinarasikan oleh Dr. Fahruddin Faiz dalam Webinar Fondasi Ekoliterasi Menuju Negeri Lestari dimana orang paham dan sadar tentang pentingnya lingkungan hidup. Mendorong dari sekadar ‘tahu’ menjadi ‘sadar’ sehingga tercipta ekosistem lestari.
Pendekatan mengenai gaya hidup minim sampah juga dapat dilakukan lewat karya seperti buku, komik strip, dan berdongeng. Cara ini memberikan nafas segar untuk mengenalkan konsep hidup minim sampah sedari dini tidak hanya kepada anak-anak tetapi juga kepada orang tua. DK Wardhani, Fabianus Bayu, serta Awam Prakoso dengan kreatif mengedukasi lingkungan sekitar dengan pendekatan tersebut dan membagikan kisah inspiratifnya dalam Webinar Mengukir Karya untuk Kisah Lestari.
Pada Webinar Bisnis Lestari Menuju Ekonomi Sirkular penerapan konsep berkelanjutan sebagai upaya menyelamatkan lingkungan dilakukan dalam model bisnis Siklus, Sejauh Mata Memandang, dan Sekolah Pagesangan. Mereka yakin dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dapat lebih berdampak pada bisnis yang mereka jalankan. Nilai yang mereka usung pun dekat dengan bisnis sirkular dimana lebih bertanggung jawab mulai dari proses pembuatan, dipakai, lalu tidak dibuang namun dapat diputar kembali untuk proses selanjutnya. Dipaparkan dalam IG Live Beauty without Waste, The Body Shop Indonesia juga menerapkan konsep sirkular dalam bisnisnya dengan mengumpulkan kembali kemasan mereka yang akan dibuat menjadi produk baru untuk dikembalikan lagi ke pelanggan sebagai free gift, loyal gift, atau bundling dengan produk lain.
Konsep berkelanjutan pun dapat diterapkan pada aspek pangan. Misalnya pada pembuatan eco enzyme dari sisa organik yang ternyata banyak sekali manfaatnya untuk manusia dan lingkungan sekitar seperti yang diungkapkan oleh Eco Enzyme Nusantara pada Workshop Eco Enzyme. Workshop ini pun menjadi daya tarik tersendiri selama festival berlangsung.
Kerjasama dan dukungan diperlukan untuk menuju Indonesia yang lebih lestari. Bermula dari orang-orang yang peduli dan ingin berkontribusi di permasalahan sampah membuka peluang karir di ranah ini. Surplus Indonesia, Waste4Change, dan Rebricks Indonesia dalam Webinar Peluang Karir di Era Ekonomi Sirkular menjadi representatif dari terus berkembangnya karir di bidang lingkungan. Berusaha tidak hanya menjadi solusi di Indonesia tetapi juga bisa menginspirasi bisnis dan karir serupa di negara lain.
“Dengan berkumpulnya berbagai macam latar belakang masyarakat melalui ZWID Festival, kami berharap dapat memberi pemahaman bahwa setiap kita punya peran untuk mewujudkan negeri yang lebih lestari, sekaligus sebagai momen untuk saling belajar dan mendukung satu sama lain. Semakin banyak kerjasama yang terjalin untuk keberlangsungan lingkungan hidup yang kembali lestari,” ujar Project Manager ZWID Festival, Fitria Budiyanti dan Chyntia Elsinta.
“Senang bisa mensinergikan organisasi zero waste dari berbagai negara bersama dengan pemerintah, individu, pelaku bisnis, serta seniman untuk saling berbagi pengalaman, inisiatif, solusi dan pandangan. Kami sangat berterima kasih kepada sponsor-sponsor yang sudah mendukung festival ini terutama kepada Bank DBS Indonesia. Juga kepada seluruh pihak yang terlibat. Tanpa dukungan dari mereka festival zero waste online pertama di Indonesia ini tidak akan terwujud,” tutup Maurilla.
TENTANG ZERO WASTE INDONESIA
Zero Waste Indonesia (ZWID) adalah sebuah komunitas dan advokasi berbasis online pertama dan terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 2018 dengan tujuan mengajak masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup zero waste (nol sampah). Zero waste lifestyle (gaya hidup nol sampah) adalah sebuah gaya hidup untuk meminimalisasi produksi sampah yang dihasilkan masing-masing individu yang akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Jumlah pengikut setia ZWID telah mencapai lebih dari 156.000 orang pada akun sosial media Instagram @zerowaste.id_official. Informasi lebih lengkap tentang gaya hidup zero waste juga bisa di akses pada website www.zerowaste.id dengan berbagai fitur seperti blog, tips, peta minim sampah, juga sebagai toko online yang menyediakan benda-benda esensial penunjang gaya hidup nol sampah.
Dokumentasi selama Zero Waste Indonesia Festival ada disini.