Untuk kalian yang sudah mulai prihatin dan juga ingin mengurangi sampah, pasti salah satu yang menjadi pertanyaan adalah apakah paper cups itu sampah yang harus dikurangi? haruskah dipakai? apakah bisa di-recycle?. Kita akan bahas sedikit mengenai coffee culture dan tentang paper cups.
Paper cups menjadi ikon penting dalam kultur kopi di coffee industry saat ini. Dan saat kultur kopi Itali diadaptasi dan dijadikan versi Amerika (Starbucks), kopi mulai ada dimana-mana, kultur kopi berubah menjadi seperti fast food. Yang namanya coffee on the go menjadi tren dan gaya hidup. Sedangkan the old Italian model sebenarnya adalah menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk pergi ke kafe dan menikmati kopi untuk rehat sejenak. Dan saat ini kopi adalah sesuatu yang konvinien, bisa dikonsumsi dimanapun dan kapanpun.
Paper cups sebenarnya memungkinkan gaya baru dalam menikmati kopi berbuah positif kepada sisi finansial dari sebuah bisnis kopi. Kafe yang menjual kopi akan lebih sulit untuk bertahan jika mereka hanya menjual kopi untuk duduk dan dinikmati di dalam. Semakin kesini, cups juga menjadi ekspresi dari sebuah brand dan juga menunjukkan ‘identitas’ kamu.
The problem starts…
These paper cups produce a huge amount of waste. Thousands and thousands of tons. Banyak yang mikir bahwa ini bukan masalah karena it’s just a paper cup. Ada juga yang bikin misleading, beberapa cups menyatakan bahwa mereka bisa recycleable. Padalah saat kamu memasukkan ke recycled bin, cups ini akan berakhir di landfill (TPA).
The fact: paper cups are more than just a paper. Untuk membuatnya waterproof dan menghindari air panas tumpah ke tangan kamu, paper cups di-koating dengan menggunakan layer tipis dari plastik. Untuk membuatnya bisa di-recycle, kertas dan plastik dalam cup harus dipisahkan yang berarti membutuhkan teknologi dan energi tertentu untuk melakukannya. Di UK, hanya 3 perusahaan yang bisa melakukan itu.
How bad is the paper cup problem?
Statistik di UK menunjukkan, penduduk UK menggunakan 2.500.000.000 paper cups per tahun. By the way, itu hanya 0.1% dari total sampah di UK. Sekarang Di UK, toko kopi mulai memberi harga untuk minuman yang dibeli dengan cupnya sebanyak 0.25 sen, sama seperti single use plastic di supermarket-supermarket.
Alternatif
- Porcelain cups, di tahun 1994 a study is published by Hawking, berapa banyak kita harus menggunakan porcelain cups sebelum porcelain menjadi lebih baik daripada paper cups. Di dalam hitungannya Hawking juga mempertimbangkan energi untuk memproduksi dan energi untuk mencuci cup satu per satu. Jawabannya, paling tidak 50 kali. Hitungan itu akan semakin tinggi tergantung bagaimana cara kita mencucinya. Bahkan kesimpulannya, energi untuk mencuci porcelain cups satu persatu hampir sama dengan energi untuk membuat styrofoam cup.
- Reusable cups, menurut Keep Cup, breakeven untuk reusable cup adalah digunakan sebanyak 15 kali sebelum reusable cups lebih baik daripada paper cups. Yang menjadi tantangan utama untuk pemiliki bisnis adalah size dari reusable cups yang dibawa. Untuk Keep Cup sendiri, ukurannya sudah memenuhi standar barista tapi nggak semua cups seperti itu. It can be a challenge to fill up a random size of reusable cup. Jadi kita juga harus mengerti saat barista menolak karena takut memberi takaran yang salah. That’s for the cafe owner to answer and figure out.
- Biodegradable cups: Energi untuk memproduksi biodegradable cups itu tinggi dan syarat supaya cup ini bisa breakdown secara benar juga spesifik. Meletakkan cup ini di kompos bukan berarti akan breakdown dengan secara natural. You need to dispose it properly in order to have a low environmental impact. And that is not easy.
Kesimpulannya adalah apakah paper cups itu nggak baik? Tidak..
Untuk prihatin dan berusaha mengurangi paper cups itu awal yang baik, tapi Pe-eR kita masih banyak dan jangan berhenti disitu saja, banyak hal lain yang juga bisa kita lakukan.
For reusable cups, Keep Cup, you can order from here.