Tahukah kamu, tanggal 22 Maret diperingati sebagai hari air sedunia (World Water Day). Hari air sedunia adalah tentang air dan perubahan iklim (Climate Change). Apakah kalian masih ingat dengan pembahasan kita sebelumnya mengenai “perubahan iklim”?
Untuk mengingat kembali, perubahan Iklim adalah perubahan signifikan yang terjadi pada suhu, curah hujan, dan angin yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, bisa dalam satu dekade atau bahkan lebih.
Perubahan iklim disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh aktivitas manusia yang mengubah komposisi atmosfer global. Aktivitas tersebut misalnya penebangan dan pembakaran hutan sembarangan, penggunaan bahan bakar fosil dan lain-lain.
Perubahan iklim juga memberikan berbagai dampak buruk terhadap sumber daya bumi, salah satunya sumber daya air.
Air dan Perubahan Iklim
Dalam World Water Development Report (WWDR) tahun 2020 yang berjudul tentang air dan perubahan iklim mengatakan, perubahan iklim akan terus berubah dan mempengaruhi kehidupan manusia terutama melalui air.
Perubahan iklim akan mempengaruhi ketersediaan, kualitas dan kuantitas air untuk kebutuhan dasar manusia, mengancam penikmatan efektif hak asasi manusia atas air dan sanitasi bagi miliaran orang yang berpotensi.
Perubahan siklus air juga akan menimbulkan risiko bagi produksi energi, ketahanan pangan, kesehatan manusia, pembangunan ekonomi, dan pengurangan kemiskinan, sehingga sangat membahayakan pembangunan berkelanjutan.
Ya, perubahan iklim menjadi sesuatu yang menakutkan. Namun ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk membuat perubahan besar:
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Air adalah sumber daya yang sangat berharga, sehingga kita harus bertanggung jawab ketika menggunakannya. Terlebih di saat sekarang ini, dengan adanya kasus COVID-19 yang tengah mewabah, kita perlu higienis dan cuci tangan sesering mungkin.
Sehingga dalam hal ini, sangat penting kesadaran (mindful) dan sikap bijak ketika menggunakan air, ada beberapa langkah yang terlihat sederhana tetapi sering kita lakukan untuk menjaga sumber daya air. Apa saja?
1. Matikan Keran Saat Menyabuni Tangan
Salah satu hal yang sering membuat sumber daya air banyak terbuang sia-sia adalah lupa mematikan keran air. Misalnya di saat menyabuni tangan, kita lupa mematikan keran, sehingga membuat penampungan air menjadi penuh dan air bersih akan terbuang sia-sia. Iya nggak?
Hal ini tidak hanya membuat berkurangnya sumber daya air, namun juga akan menekan tagihan perusahaan air atau listrik yang besar.
2. Bijak Ketika Menyiram Tanaman
Menyiram tanaman memang suatu keharusan untuk membuat tanaman tetap tumbuh dengan baik. Tetapi, kebiasaan buruk yang sering kita lakukan ketika menyiram tanaman yaitu menyiram menggunakan air bersih, tentu ini akan sumber daya air semakin menipis kan?
Sebagai solusinya, langkah tepat yang bisa kamu lakukan yaitu sebisa mungkin menyiram tanaman dengan memanfaatkan air hujan. Jadi ketika hujan turun, jangan biarkan air tersebut terbuang begitu saja, tampung dan gunakan untuk menyiram tanaman di sore hari.
3. Hemat Air Ketika Mandi
Mandi memang merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Tak heran jika mereka menghabiskan waktu yang lama di kamar mandi. Tapi tahukah kalian, dengan terlalu lama berada di kamar mandi akan menghabiskan banyak persediaan air. Terlebih jika membiarkan air terus mengalir dan memenuhi penampungan air (bak air).
Bagi kalian yang sulit atau bahkan tidak bisa menghilangkan kebiasaan berlama-lama di kamar mandi, kamu bisa menerapkan solusi mandi dengan shower. Dengan shower maka penggunaan air bisa lebih hemat. Namun jauh lebih baik untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini.
4. Jangan Buang Air Saat Gosok Gigi
Selanjutnya penggunaan air juga perlu diperhatikan ketika menggosok gigi. Jangan menyalakan keran ketika sedang menggosok gigi karena dapat membuat air akan terbuang sia-sia.
Maka dari itu, matikan keran air ketika menggosok gigi dan hidupkan kembali ketika hendak membersihkan area mulut atau berkumur-kumur.
5. Gunakan Keran Aerator
Keran aerator juga bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga sumber daya air, ada yang sudah tahu apa itu keran aerator?
Keran aerator merupakan alat penghasil gelembung udara yang fungsinya hampir sama dengan alat penghasil oksigen pada akuarium. Dengan alat ini, kita bisa membatasi aliran dari keran, sehingga penghematan air pun dapat dilakukan dengan baik.
Bisa dilihat salah satu contoh penggunaan keran aerator pada gambar dibawah:
6. Gunakan Sedikit Deterjen
Cara menghemat air berikutnya sangat mudah, yaitu dengan mengurangi penggunaan deterjen (sabun cuci) konvensional yang biasa kalian beli di supermarket atau warung. Kenapa? karena kebanyakan dari deterjen-deterjen tersebut menghasilkan banyak busa.
Semakin banyak busa yang kamu hasilkan, semakin banyak pula air bersih yang kamu butuhkan. Iya nggak?
Nah, sebagai solusinya kita perlu mengurangi penggunaan deterjen konvensional, atau menggantinya dengan lerak. Lerak adalah buah seperti kacang yang tumbuhnya di pohon.
Busa yang dihasilkan oleh lerak jauh lebih sedikit dibandingkan deterjen konvensional, serta lebih mudah masuk ke kain kotor untuk membersihkan. Bagaimana cara menggunakannya?
- Rendam 7-10 buah lerak selama 2 malam.
- Setelah 2 malam, buah lerak akan melunak, pencet buah lerak berulang kali untuk mengeluarkan getah saponin.
- Pisahkan buah lerak dengan bijinya.
- Masukkan buah lerak yang lunak ke dalam kantong kecil.
- Masukkan ke dalam mesin cuci.
Baca juga: Lerak sebagai alternatif deterjen dan sabun
7. Buat Lubang Biopori
Lubang biopori menjadi salah satu cara menjaga sumber daya air. Ada yang sudah tahu apa itu biopori?
Biopori adalah teknologi alternatif dan sederhana untuk penyebaran air hujan selain dengan sumur resapan. Biopori memiliki berbagai manfaat:
- Menyerap air hujan dan mencegah banjir.
- Dengan biopori tanah menjadi lebih subur.
- Membuat keseimbangan alam terjaga.
- Air hujan yang yang terserap kedalam lubang biopori juga menambah jumlah cadangan air tanah di daerah tersebut.
- Menjaga kelangsungan biodiversitas fauna tanah.
Berikut beberapa alat yang dibutuhkan untuk membuat lubang biopori:
- Pipa PVC dan tutupnya (diameter 10 cm dan panjang 1 m) – dilubangi kecil-kecil dengan bor.
- Bor tanah (diameter bor tanah 10 cm dan dengan kedalaman 100 cm).
- Linggis.
- Palu untuk tanah yang keras atau berbatu.
- Ember dan gayung.
- Sampah organik (daun kering, sisa sayur, buah, atau jenis sampah organik lainnya).
Cara membuat:
- Pilih tanah yang tidak berbatu atau jika berbatu maka bisa menggunakan palu untuk menghancurkannya.
- Lubangi tanah dengan menggunakan bor tanah yang diputar sesuai dengan arah jarum jam. Lubangi hingga kedalaman 1 meter. Jika ada akar atau tanah yang agak keras, bisa disiram dengan air dan tunggu sebentar agar lebih lunak.
- Masukkan pipa PVC yang telah dilubangi dan dimasukkan sampah organik.
- Tutup dengan penutup pipa yang juga sudah dilubangi, kemudian tutupi dengan tanah sekitar, namun jangan sampai menutupi tutup pipanya. Biarkan pipa terlihat sehingga kita bisa mengetahui dimana lubang biopori berada.
Untuk melihat contohnya, bisa dilihat pada gambar dibawah:
8. Gunakan Kembali Air yang Telah Dipakai
Langkah selanjutnya untuk menjaga sumber daya air yaitu dengan menggunakan kembali air yang telah digunakan sebelumnya (reuse water). Bagaimana bisa? Bukannya air yang digunakan sudah kotor dan tidak baik jika harus menggunakan air kotor?
Belum tentu, karena beberapa aktivitas rumah tangga yang memungkinkan kita untuk melakukan reuse water. Misalnya air untuk mencuci buah dan sayuran bisa digunakan kembali untuk menyiram tanaman.
9. Cek Saluran Air Secara Rutin
Mengecek saluran air juga sangat diperlukan, karena saluran air yang bekerja dengan baik dapat membantu untuk menjaga sumber daya air. Cek saluran air secara rutin juga membantu kita menemukan kebocoran dengan cepat.
Jika terjadi kebocoran, segeralah perbaiki agar air tidak terbuang begitu saja.
10. Kurangi Penggunaan Plastik
Terakhir, cara untuk menjaga sumber daya air yaitu dengan mengurangi penggunaan plastik, atau sebisa mungkin untuk menghindari penggunaannya. Sampah plastik dapat merusak sumber-sumber air di dalam tanah. Sebab, sampah plastik adalah jenis sampah yang sangat sulit mengurai dalam tanah. Plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai (ratusan hingga ribuan tahun).
Selain itu, kadar racun yang terdapat pada plastik bisa mengkontaminasi tanah dan sumber-sumber air yang ada. Maka dari itu untuk menjaga sumber daya air kalian bisa mengganti kemasan plastik dengan kemasan yang bisa digunakan berkali-kali (diisi ulang).
Nah itulah sedikit penjelasan mengenai air dan perubahan iklim, serta beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga sumber daya air. Dengan mengubah kebiasaan dan rutinitas untuk menyelamatkan lingkungan, artinya kita memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. One simple act is that matters!