Era yang meningkat untuk gerakan iklim dan gerakan tanpa limbah telah membawa perhatian pada masalah polusi plastik. Karena gerakan ini, semakin banyak orang yang menyadari efek plastik yang sulit terurati di lingkungan dan dampak negatifnya terhadap kehidupan laut maupun bumi pada umumnya. Penelitian baru-baru ini yang menyatakan penemuan partikel microfiber dan mikroplastik dalam kotoran manusia juga mengarah pada hipotesis bahwa urgensi dampak plastik bagi kesehatan manusia perlu ditangani. Dengan ini, beberapa gerakan baru fokus pada plastik dan mulai menghapus penggunaan plastik. Jadi, haruskah kita mengatakan tidak pada plastik?
Tidak.
Zero Waste lifestyle sebagai gaya hidup anti plastik adalah konsepsi yang salah.
Produksi plastik telah meningkat dari 2 Juta Metrik Ton (1950) menjadi 380 Juta Metrik Ton pada tahun 2015. Pertumbuhan produksi tidak disertai dengan ekspansi untuk pengolahan limbah. Ini berarti bahwa dari jumlah total plastik yang diproduksi, hanya 9% yang didaur ulang, 12% pergi ke insinerator dan sisanya tinggal di TPA atau masuk ke laut.
Apalagi aspek plastik kehidupan kita. Dari kemasan sekali pakai, ke pakaian, karpet, furnitur kalian. Undang-undang baru bagi Uni Eropa untuk melarang plastik sekali pakai meningkatkan anggapan bahwa plastik adalah sesuatu jahat untuk dimiliki atau digunakan.
Tapi apa yang terjadi jika kita mengatakan selamat tinggal pada plastik?
Ketergantungan kita pada plastik sudah melampaui packaging dan barang sekali pakai. Plastik telah menyentuh setiap bagian kehidupan kita dan menjadi bagian penting dari kebiasaan kita sehari-hari. Jika plastik dihilangkan sama sekali dari kehidupan kita sehari-hari, kita harus mengucapkan selamat tinggal pada hampir semua yang kita gunakan dan miliki.
Katakanlah perangkat yang kalian gunakan untuk membaca posting ini. Jika tidak ada plastik, kita harus mengucapkan selamat tinggal pada perangkat elektronik yang kita miliki, termasuk laptop, telepon, televisi, dan bahkan mobil. Tidak ada lagi perangkat hiburan. Furnitur kalian dan baju/kain/tas yang kamu miliki akan dihilangkan. Selamat tinggal ini juga berlaku untuk celana yoga kalian, karpet dan boneka beruang lucu yang kamu miliki.
Kalau kita bicara mengenai makanan, kita atau para pedagang dan pengirim makanan akan sulit menjaga makanan segar dalam waktu lama. Jadi dengan mengeliminasi plastik, kita bisa-bisa menciptakan masalah limbah makanan (food waste) yang lebih besar.
Dalam bidang medis, plastik sangat berguna dan sangat membantu. Tanpa tabung plastik, pipet, akan sulit untuk melakukan penelitian. Selain itu, untuk mencuci ulang peralatan medis juga akan membutuhkan energi, yang juga tidak baik untuk lingkungan.
Jadi plastik telah berguna di berbagai industri mulai dari pengemasan, bangunan dan konstruksi, otomotif, elektronik dan listrik, dan industri lainnya. Kita seharusnya tidak melarikan diri darinya, tetapi menghargainya dan menggunakannya dengan cara yang cerdas.
Jadi bukan kita menyingkirkan plastik, tapi kita harus mengubah cara berpikir dan perilaku buruk kita (yang serba instan).
Pergerakan saat ini memberikan semua beban masalah pada plastik sebagai objek. Padahal sebetulnya, masalah terletak pada kita sebagai pengguna plastik. Karena masalah saat ini dengan polusi plastik meningkat karena perilaku masyarakat. Plastik adalah barang dan entitas yang berguna, kita semua mendapatkan banyak manfaat darinya. Namun, perawatan yang kita berikan kepada mereka membuat plastik tidak memiliki nilai. Perilaku buruk kita membuang plastik begitu saja yang buruk.
Peran Zero Waste Lifestyle sangat penting karena di satu sisi kami memang fokus pada pengurangan (kebanyakan pada kemasan plastik), sangat penting untuk menggunakan kembali apa yang sudah kalian miliki walaupun itu terbuat dari plastik.
Masalahnya bukan pada plastik itu sendiri tetapi cara kita menggunakannya. Gunakan plastik sebaik dan searif mungkin, maka kita akan mendapat manfaat penuh darinya. Perlakukan itu seperti zat yang tahan lama dan bukan yang sekali pakai.
Jika kita semua setuju dengan nilai ini, saya yakin dalam waktu singkat, kita akan dapat menyelesaikan masalah. Karena masalah saat ini adalah budaya pembuangan kita dan bukan plastik itu sendiri.
Photo by Karina Tess on Unsplash