Apakah sebelumnya kalian pernah mendengar istilah “greenwashing”? Banyak yang membahas greenwashing akhir-akhir ini. Apa itu green washing? Apakah ada hubungannya dengan lingkungan?
Istilah greenwashing pertama kali digunakan oleh Jay Westerveld pada tahun 1986. Ia mengkritik inisiatif mengenai “save the towels” di sebuah hotel yang berada di tepi pantai dengan alasan untuk menyelamatkan lingkungan dan terumbu karang (source: Sustaination).
Dan ternyata, inisiatif ini hanya untuk menaikkan keuntungan. Gerakan ini justru menjadi absurd karena hotel tersebut melakukan ekspansi ke arah pantai.
Apa Itu Greenwashing?
Greenwashing adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk klaim ramah lingkungan dalam mengurangi dampak lingkungan daripada perusahaan itu sendiri.
Salah satu contohnya perusahaan popok bayi atau pembalut sekali pakai yang menggunakan bahan katun organik dan barang-barang ini terdiri dari berbagai campuran bahan, termasuk salah satunya adalah plastik.
Tetapi tetap saja, popok dan pembalut tersebut akan berakhir di TPA dan terurai ratusan tahun kemudian.
Ciri-ciri Greenwashing
Berikut beberapa ciri greenwashing yang terdapat pada sebuah produk:
1. Irrelevant claims
Menekankan satu atribut kecil yang ‘green’ sedangkan yang lainnya “un-green”.
2. Berlawanan
Sebuah green produk yang dibuat oleh dirty company.
3. Unjustified Image
Penggunaan gambar pada produk atau kemasan produk yang menunjukkan itu produk “green” tapi nyatanya tidak.
4. Fluffy language
Menggunakan kata-kata tanpa arti yang jelas seperti biodegradable, eco-friendly, green, Non-toxic, pure, save the earth, natural, dan kata-kata lainnya.
5. Just Not Credible
Produk berbahaya atau tidak sehat yang menyatakan produk tersebut aman untuk digunakan, misalnya rokok atau minuman soda.
6. Best In Class
Membuat pernyataan bahwa pengguna produk (konsumen) sedikit lebih green dibandingkan yang lain, meskipun yang lainnya cukup mengerikan (berbahaya). Misalnya membeli sebuah produk minuman dengan kemasan plastik yang membantu akses air bersih di daerah tertentu.
7. No proof
Menyatakan sebuah produk yang bagus (inisiatif yang baik), tetapi tidak disertai dengan bukti yang nyata.
8. Imaginary friends
Adanya dukungan pihak lain (terdaftar di MUI dan BPOM) untuk membuktikan produk tersebut layak dan aman untuk digunakan. Padahal hal tersebut hanya dibuat-buat.
9. Outright lying
Klaim dan data-data produk yang dibuat-buat sendiri (data palsu pada sebuah produk) .
10. Gobbledygook
Menggunakan tagline dan informasi produk yang hanya dimengerti oleh seorang ilmuwan, bisa jadi itu sesuatu hal yang berbahaya.
Nah itulah sedikit penjelasan penjelasan mengenai greenwashing, mulai sekarang kalian perlu berhati-hati ketika membeli sebuah produk. Jangan sampai produk tersebut salah satu jenis produk greenwashing.