Jika kita perhatikan akhir-akhir ini, banyak orang yang mengeluh bahwa bumi kita semakin panas. Bukan hanya itu, sebagian besar orang juga beranggapan bahwa bumi kita hampir sama panasnya dengan neraka. Ini justru menjadi pertanyaan untuk kita semua, sebagai umat manusia. Mengapa hal tersebut terjadi? Apakah kita tidak mampu menjaga bumi kita? Misalnya saja menjaga bumi kita dari hal yang terkecil, yaitu membuang sampah pada tempatnya.
Namun demikian, apakah hal kecil tersebut sudah kita lakukan dengan rutin? Seringkali kita justru membuang sampah di sembarang tempat, seperti sungai, jalan raya, dan lain sebagainya. Dalam website Binus mengatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua dalam menghasilkan sampah (link). Seharusnya hal tersebut menjadi perhatian kita bersama sebagai masyarakat Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, melalui tulisan ini saya ingin membagikan cara mengurangi sampah di dalam kehidupan kita. Adapun sebagai berikut:
Selalu Membawa Tas ketika Membeli Barang di Warung/Supermarket
Rasanya membawa tas ini merupakan hal yang sederhana, yang pernah saya lakukan. Suatu kali saya membeli deodorant, sampo yang botolan di supermarket, kemudian kasirnya bilang, “sini pak saya plastikin”, kemudian saya jawab, “tidak usah mba. Saya bawa tas kecil dan terbiasa tidak menggunakan plastik untuk mengurangi sampah plastik.” Kemudian kasirnya mengatakan, “saya jarang melihat pembeli yang membawa tas sendiri. Bukannya bawa tas sendiri lebih ribet Pak?.” Saya jawab, “tidak ribet kok. Kalau saya beli lalu plastik dan apa-apa yang saya beli menggunakan plastik, bisa penuh plastik kamar saya. Lagian plastik begitu tidak bagus untuk bumi kita.” Lalu kasir tersebut, “wah jarang sekali saya menemukan pembeli seperti Bapak. Terimakasih Pak atas informasinya.” Jujur saja, saya kaget karena ternyata di dalam masyarakat, belum memiliki kesadaran akan pentingnya mengurangi sampah plastik.
Yang lebih menarik, pengakuan jujur dari kasir tersebut. Ia mengatakan bahwa ia jarang sekali menemukan pembeli yang peduli terhadap bumi. Pengalaman tersebut tidak sekali dua kali saya jumpai. Saya sering menemukan petugas kasir yang bingung dengan pembeli yang punya kepeduliaan terhadap bumi
Selalu Membawa Tumbler dan Sedotan Stainless
Jujur saja, saya sangat hobi nongkrong di warung kopi. Setiap saya mau nongkrong, saya sudah persiapkan terlebih dahulu tumbler dan sedotan stainless saya dari rumah atau kosan. Saya beli kopi ukuran yang mana, lalu saya katakan bahwa saya membawa tumbler dan tolong sediakan di tumbler saya. Tidak hanya nongkrong di warung kopi, saat saya membeli es di warteg pun, saya menggunakan tumbler dan menolak plastik. Saya pernah suatu kali membeli es di warteg, tetapi minta isikan di tumbler, walaupun biayanya nambah sedikit, saya tidak mempersoalkan itu. Tiba-tiba ibu yang punya warteg bilang, “saya baru pertama kali ketemu pembeli yang menolak diseduh di plastik.” Saya katakan kepada ibu tersebut, “bumi kita semakin panas bu karena sampah. Saya sebagai anak muda harus menjaga bumi saya. Kalau bukan kita siapa lagi.”
Selalu Membawa Tupperware dari Rumah
Saya sering sekali membeli buah ataupun ayam ataupun ikan di supermarket. Biasanya, kalau di supermarket kan harus ditimbang dulu di plastik baru ditempelin harga. Saya justru tidak begitu. Dari rumah, saya sudah list mau beli apa saja. Misalnya kemarin saja malam tahun baruan, saya membeli ayam 2 kilo, buah mangga dan ikan dua kilo. Jadi saya dari rumah bawa tiga tupperware yang agak besar. Ketika dari pemotongan ayam mau diplastikin, saya katakan “bang, masukkin tupperware saja, timbang sama tupperwarenya, nanti harganya ditempel di tutupnya tupperware itu bang.” Abangnya bilang, “wah kok ga diplastik biar lebih praktis?.” Saya katakan, “lebih praktis menggunakan ini bang.” Abangnya katakana, “terus gimana bawa tupperwarenya? Bukannya diplastikin juga?.” Saya katakan, “nih bang saya bawa goodie bag.” Sontak abangnya bingung dan bilang, “baru kali ini saya ketemu orang yang tidak memakai plastik.” Saya jawab, “bumi kita penuh dengan sampah plastik bang. Saya sebagai anak muda hanya berusaha berkontribusi menjaga bumi kita. Kalau bukan kita siapa lagi?. Ini kan tinggal discan di kasir lalu bayar. Lebih praktis.” Abang nya katakana, “semoga sehat selalu bang agar bisa mengedukasi masyarakat tentang bumi kita yang semakin panas.”
Cara-cara di atas mungkin tidak terbiasa dalam masyarakat, tetapi ketika masyarakat melihat usaha kita, saya yakin bahwa mereka akan berpikir tentang pentingnya menjaga bumi. Semangat dalam menjaga bumi dari keseharian kita.