Bisnis kopi saat ini semakin digemari dan kemunculannya semakin beragam. Namun, yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah bisnis selain profit adalah dampak bisnis bagi masyarakat dan lingkungan, hal ini menjadi concern Maraca Coffee yang terletak di Bogor, Jawa Barat. Sejak dibangun tahun 2016 Maraca Coffee merupakan penggabungan Books and Coffee. Berawal dari kegelisahan pemberitaan yang menyatakan minat baca di Indonesia masih rendah, menurut dr. Risya sebagai salah satu Founder Maraca Coffee melihat minat baca di Indonesia masih tinggi, terlebih lagi di toko-toko buku masih banyak orang yang senang membaca hanya saja mereka perlu tempat yang nyaman untuk membaca dan kami mau memfasilitasi hal tersebut di Maraca Coffee supaya semakin banyak orang yang gemar membaca, dan nama Maraca sendiri diambil dari bahasa sunda maca yang berarti membaca dan maraca yang berarti membaca bersama-sama.
Selain menyediakan tempat yang nyaman untuk membaca, Maraca Coffee juga berfokus untuk empowering people melalui berbagai kegiatan yang diadakan salah satunya dengan mengadakan kelas edukasi, “kami juga mengundang beberapa pembicara dari luar daerah Bogor untuk sharing bersama karena kami ingin memberdayakan masyarakat di Bogor dan lingkup sekitar kami terlebih dahulu” tutur dr. Risya
Lalu bagaimana awal mula membangun bisnis yang ramah lingkungan?
Sejak mengawali bisnis ini kami sudah mulai memikirkan sustainability, kami mencoba memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelum membeli yang baru, kami menggunakan furniture lama yang masih layak pakai, serta AC (Air Conditioner) dan freezer yang kami gunakan juga merupakan barang second-hand selain itu kami juga mengusung konsep Industrial di Maraca Coffee selain menghemat budget ternyata lebih ramah lingkungan, namun dalam penerapannya tetap perlu memperhatikan estetika, inspirasi dalam penataan ruangan selain mudah di dapat di internet kami juga dibantu oleh salah seorang kerabat kami.
Kemudian kami mulai mengurangi penggunaan sedotan plastik pada para pelanggan, bermula ketika banyak pemberitaan mengenai hewan-hewan di laut yang terkena dampak dari pencemaran plastik khususnya sedotan plastik menjadi awal mula kami menerapkan pengurangan sedotan di Maraca Coffee, dalam prakteknya dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran untuk memberikan edukasi kepada pelanggan, tidak hanya pelanggan namun kami mencoba edukasi dari karyawan kami terlebih dahulu, karena kami percaya semua orang bisa takes part, dan kami juga mencoba memberikan paparan di media sosial agar semakin banyak orang melakukan tindakan yang serupa.
Bagaimana dengan respon pelanggan?
Kami sangat bersyukur para pelanggan yang datang ke Maraca Coffee mayoritas punya visi yang sama dengan kami, kalaupun ada yang berbeda tindakan kami untuk tidak memberikan sedotan akan membuat mereka bertanya alasan kami, momentum tersebut kami gunakan semaksimal mungkin untuk memberikan edukasi kepada customer yang belum tahu, sehingga mereka dapat mencari tahu lagi lebih dalam, terlebih lagi sebagai pelaku usaha kami mengetahui jumlah sedotan yang diperlukan dalam satu minggu mencapai 1000 sedotan, tidak jarang juga mereka memberikan saran kepada kami untuk menggunakan alternatif sedotan plastik seperti sedotan bambu atau stainless jika dilihat lebih dalam kami belum mampu menyediakan sedotan tersebut dalam jumlah yang cukup banyak untuk meng-cover para pelanggan yang datang, sehingga kami menyarankan bagi yang ingin menggunakan sedotan dapat membawanya sendiri. Selain itu ada pula yang menyarankan sedotan kertas yang degradable tetapi jika ditelaah lebih dalam menurut kami hal itu juga kurang sesuai karena kami juga tidak tahu apakah para pelanggan akan memisahkan sedotan tersebut atau bahkan hanya membuangnya saja yang pada akhirnya hanya akan memenuhi TPA, sehingga kami memutuskan untuk tidak menyediakan sedotan agar para pelanggan dapat merasakan seperti di rumah yaitu minum langsung dari gelas.
Selain sedotan plastik kami juga menerapkan peraturan tertentu saat pelanggan melakukan reservasi tempat untuk menyelenggarakan suatu acara, yakni dengan menyediakan makanan dalam bentuk prasmanan bukan nasi kotak, karena seperti yang kita tahu satu nasi kotak saja memerlukan banyak plastik untuk membungkus makanan tersebut, kemudian kami menggunakan alat-alat makan yang dapat dipakai ulang (stainless) dan menyarankan untuk membawa wadah sendiri jika ada kelebihan makanan yang ingin dibawa pulang.
Bagaimana mengatasi limbah atau sampah di Maraca Coffee?
Kami bekerja sama dengan BASIBA (Bank Sampah Induk Berbasis Aparatus) untuk mengolah sampah anorganik kami seperti minyak jelantah, kardus susu, kertas bil, gelas pecah. Kemudian untuk sampah organik kami membuat lubang biopori, sampah yang dapat masuk ke dalam lubang biopori seperti ampas kopi atau sisa makanan dari para pelanggan. Kami juga memberikan pelatihan kepada para karyawan untuk belajar memilah sampah.
Tips Konsisten untuk Membangun Bisnis Minim Sampah dari Maraca Coffee
- Tentukan tujuan atau value yang akan dipegang selama menjalani bisnis, ini penting untuk tetap on track dalam pelaksanaanya, serta komunikasikan hal ini dengan rekan bisnis.
- Tentukan target pasar, meskipun tidak semua kalangan dapat dijangkau setidaknya sudah paham dan tahu sasaran customer yang akan dituju, ini juga mempermudah dalam penyebaran awareness yang ingin kita gaungkan.
- Kembali ke roots saat awal kita membangun bisnis, apakah hanya sekedar mengejar profit? Apakah hal tersebut merugikan bumi kita? sedangkan kita masih punya tanggung jawab untuk mewariskan bumi ini ke generasi selanjutnya.
- Sampaikan dengan baik agar mendapat respon yang baik
- Terus belajar, dan memahami ketidaksempurnaan dalam prosesnya