Pernah mendengar kabar bahwa setiap anggota keluarga berpotensi memproduksi sampah setiap hari? Termasuk anak-anak bahkan bayi sekalipun. Sebelumya tim ZWID telah membahas tentang Zero Waste Baby, yang mengupas tuntas serta memberikan cara bagaimana menerapkan hidup minim sampah sejak dalam masa kehamilan hingga pasca melahirkan. Kamu bisa baca info lengkapnya disini ya.
Nah, kali ini saya akan sharing tentang zero waste toys for child yang selama ini saya terapkan di rumah. Tentu saja selain hemat biaya, saya juga merasa lebih damai ketika bisa mengurangi sampah rumah tangga.
Dalam metode pengasuhan Montessori menyebutkan, bukan mainan yang bagus dan mahal yang dibutuhkan anak, melainkan adanya interaksi antara anak dan orang tua. Bahkan, kita bisa berkreasi membuat mainan sendiri untuk anak dengan barang yang ada di rumah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua sebelum membuat permainan dengan konsep zero waste di rumah untuk anak, diantaranya:
- Mengetahui tahapan perkembangan anak agar mainan yang digunakan dapat digunakan dengan tepat dan optimal. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit sehingga tidak mubadzir atau sia-sia karena tak terpakai.
- Mainan harus menarik untuk anak. Meskipun berkonsep zero waste namun tidak membatasi kreatifitas orang tua dalam membuat mainan edukasi untuk anak. Kita bisa menambahkan pernak-pernik atau warna yang menarik minat anak. Apalagi untuk anak usia dibawah 5 tahun, biasanya mereka akan melihat bentuknya terlebih dahulu sebelum mencobanya.
- Aman digunakan anak. Apapun barang bekas yang akan digunakan, pastikan dalam kondisi sudah dibersihkan dan tidak membahayakan si kecil. Misalnya memiliki ukuran dan bentuk ramah anak untuk menghindari risiko tertelan. Aspek berikutnya, bahan yang digunakan aman saat terkontaminasi zat lain seperti pewarna atau air panas.
Ide Zero Waste Toys untuk Balita di Rumah
-
Eksperimen Tekanan Udara dan Air
Dengan bermodalkan botol plastik bekas dan sedotan bekas, kita bisa membuat sebuah eksperimen sains sederhana tentang tekanan udara dan air yang menarik perhatian anak. Adapun bahan lain yang dibutuhkan yaitu balon, pewarna makanan dan lem tembak atau plastisin.
Cara membuatnya sangat sederhana. Mari kita lakukan bersama si kecil.
- Pertama, lubangi bagian tengah botol plastik bekas.
- Kedua, masukan air yang telah diberi pewarna makanan, tidak melebihi lubang botol.
- Ketiga, Masukan sedotan plastik bekas pada lubang botol.
- Keempat, pastikan ukuran lubang botol pas dengan sedotan. Jika masih ada rongga tersisa, tutup dengan lem tembak atau plastisin sehingga tidak ada udara yang bocor.
- Kelima, tiup balon lalu tutup mulut botol dengan balon tersebut.
Dan, lihatkan apa yang terjadi! Tekanan udara membuat air keluar melalui lubang sedotan. Anak-anak akan sangat menikmati prosesnya.
-
Tactile Game with Bubble Wrap
Taktil atau indra peraba merupakan indra terluas pada manusia sebab terletak pada seluruh permukaan kulit tubuh kita. Mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Nah, buat kamu yang suka banget belanja online dan masih mendapatkan Bubble Wrap (walaupun udah minta untuk nggak pake), jangan dibuang ya bubble wrap bekasnya karena bisa kita manfaatkan untuk menstimulasi taktil si kecil. Pastikan sudah disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan ya! Ide mainan edukasi berbahan bubble wrap yang bisa dilakukan di rumah diantaranya seperti:
a.Pop the bubbles
Kegiatan paling sederhana namun sangat menyenangkan yaitu dengan memencet bubble wrap. Bunyi meletup dari bubblenya membuat si kecil ketagihan untuk melakukannya lagi.
b. Mewarnai dan menggambar dengan bubble wrap
Cukup dengan membungkus tangan anak menggunakan bubble wrap lalu mencelupkannya kedalam cat warna dan menuangkannya diatas kertas. Si kecil akan bekerja dengan warna-warna yang dihasilkan. Jika usia anak sudah besar dan mampu menggenggam bubble wrap maka tak perlu dibungkus tangannya. Biarkan anak memegang dan mencelupkannya kedalam cat warna. Kegiatan ini juga sangat baik untuk stimulasi kemampuan visual anak.
c. Color mixing
Masih bekerja dengan warna namun kegiatan kali ini termasuk kedalam aktivitas STEM. Dimana anak-anak akan memasukan cairan warna-warni kedalam bubble menggunakn pipet kecil. Anak dapat mencampurkan setiap warna yang berbeda dan akan menghasilkan warna baru. Selain taktil dan kemampuan visual, indra preprioceptif anak juga terlatih dengan gerakan mengambil warna lalu memasukannya kedalam bubble termasuk gerakan jari saat menjepit dan melepas pipetnya.
-
Jar dan Botol Bekas Kosmetika
Jar dan botol-botol bekas kosmetika termasuk sampah yang sering saya temukan di rumah. Ada yang berbahan kaca dan plastik. Kita bisa memanfaatkan sampah tersebut menjadi ide mainan yang dapat digunakan berulang-ulang.
Pastikan jar dan botol dalam keadaan bersih tanpa sisa kosmetika. Nah, berikut ini adalah ide kegiatan dari jar dan botol bekas kosmetika, diantaranya:
a. Menebak suara
Sediakan jar atau botol berpasangan. Misalnya, 4, 6, 8 dan seterusnya. Masukan kacang hijau kedalam dua jar atau botol. Masukan pasir kedalam dua jar lainnya. Terakhir, masukan beras kedalam dua jar lainnya.
Biarkan anak menggoyangkan jar dan mendengar bunyi yang dihasilkan. Lalu, minta anak mencari bunyi yang sama. Tujuannya adalah anak dapat memasangkan setiap jar yang berisi kacang hijau, pasir dan beras dengan tepat.
b. Mengukur suhu
Jika kamu memiliki jar atau botol kosmetika bekas berbahan kaca, kamu bisa ajak si kecil untuk mengenal suhu. Sediakan 3 atau 6 botol kaca. Dua botol berisi air dengan suhu ruangan. Dua botol berikutnya berisi air panas atau hangat. Dan dua botol terakhir berisi air dingin.
Cara bermainnya sama dengan permainan sebelumnya yaitu dengan memasangkan setiap botol berisi air dengan suhu yang sama. Ajak anak untuk menyentuh botol kaca tersebut lalu merasakan suhunya. Terakhir yaitu memasangkan botol dengan suhu yang sama.
-
Hand Puppet dari Paper Bag
Paper bag seringnya saya peroleh dari bekas bungkus makanan cepat saji. Cukup menambahkan warna lain menggunakan spidol atau kertas origami, paper bag bisa disulap menjadi hand puppet yang menarik. Selain paper bag, kita juga bisa memanfaatkan map dan amplop bekas.
Dengan memiliki mindset zero waste maka yang terbaik dan ter-minim sampah adalah kembali dan dekat ke alam. Kalau belum sempat untuk menyiapkan aktivitas dengan benda seperti di atas, maka ajak anak ke teras dan belajar sensori dari hal-hal di sekitar (tanah, pasir, rumput, kerikil, dan lain lain.
Bagaimana menarik dan sangat mudah diaplikasikan bukan? Supaya anak tidak bosan di rumah selama pandemi, yuk kita ajak si kecil berkreasi dan bermain bersama. Selamat mencoba.