Hingga saat ini, dunia masih diresahkan dengan adanya virus yang terus mewabah, yakni Virus Corona (COVID-19). Berbagai upaya untuk memutus rantai penularan, mulai dari penyusunan protokol kesehatan, upaya pengembangan vaksin dan obat, hingga bantuan untuk masyarakat terdampak virus. Tapi saat ini, bumi masih belum dapat terbebaskan dari pagebluk tersebut.
Virus corona tidak hanya memberikan dampak pada kesehatan tubuh kita. Tetapi juga menimbulkan dampak terhadap sosial dan lingkungan. Contohnya akibat penggunaan masker sekali pakai, limbah medis, hingga dampak COVID-19 terhadap pemulung yang mengumpulkan sampah. Berikut beberapa pertanyaan seputar COVID-19 dan lingkungan.
Bagaimana Dampak COVID-19 Terhadap Produk Pakai Guna Ulang (Reusable)?
Mulai banyak penjual yang memberlakukan program Bring Your Own (BYO). Dimana tujuannya untuk mengurangi polusi plastik (kemasan sekali pakai) yang menjadi masalah lingkungan yang sangat besar.
Bahan plastik dan kemasan sekali yang dikira banyak orang adalah paling higienis, malah sebetulnya adalah material dimana virus dapat hidup paling lama. Yang teraman dan terbaik adalah hal yang dapat kita kontrol dan kita cuci sendiri yaitu peralatan reusable dari rumah.
Bagaimana COVID-19 Mempengaruhi pengumpulan dan daur Ulang?
Beberapa kota telah memberlakukan pengumpulan dan daur ulang sampah. Hal ini disebabkan oleh kapasitas sampah yang terus bertambah (terutama sampah masker sekali pakai), serta kekhawatiran terhadap kesehatan para pekerja yang mengumpulkan sampah, mereka berpotensi terpapar virus.
Misalnya menyediakan tempat sampah khusus penampungan sampah masker yang sudah diberlakukan di beberapa daerah di Indonesia.
Source: Pikiran Rakyat
Pada gambar diatas, bisa kalian lihat seseorang yang ingin membuang sampah masker dianjurkan untuk membuangnya ke tempat sampah khusus B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Jika kalian juga ingin membuang masker sekali pakai, buanglah pada tempat sampah khusus B3.
Apakah Insinerasi diperlukan untuk Mengolah Limbah Selama Pandemi?
Insinerasi atau pembakaran sampah menjadi praktik yang salah untuk menghancurkan jumlah sampah, termasuk dimasa pandemik yang tengah terjadi saat ini.
Asap hitam yang dihasilkan dari pembakaran sampah menghasilkan hidrokarbon benzopirena. Gas tersebut lebih berbahaya daripada asap rokok karena bisa meningkatkan risiko infeksi paru-paru, asma, dan bronkitis. Sampah plastik yang dibakar juga akan menghasilkan zat-zat berbahaya seperti dioksin.
Nah akan lebih baik jika sampah diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat (bernilai ekonomis). Dan tata cara pengolahan sampah medis sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
Atau kalian juga bisa melakukan hal berikut untuk penanganan sampah medis.
Sampah Masker Sekali Pakai
– Rendam masker menggunakan air hangat atau air sabun atau alkohol dan gunting masker tersebut.
– Masukkan masker pada botol bekas atau wadah tertutup.
– Kirim sampah tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan atau saluran yang menerimanya.
– Atau bisa juga dijadikan ecobrick (dicampur dengan plastik residu lain sehingga beratnya tetap mencukupi syarat ecobrick)
Sampah Obat
– Campur obat yang sudah kadaluarsa/tidak habis dengan air dan tuang ke tanah. Rendam air hangat sisa kemasan.
– Pilah sisa kemasan sesuai kategori (botol kaca, multilayer, atau kertas).
– Semprot disinfektan dalam wadah yang sudah dipilah.
– Salurkan ke bank sampah untuk di recycle.
Bagaimana Dampak COVID-19 Terhadap Layanan Pengiriman dan Barang Sekali pakai?
COVID-19 menyebabkan banyak restoran yang tutup, sehingga banyak restoran yang melakukan penjualan secara online. Tapi sadarkan kalian, hal ini meningkatkan jumlah kemasan sekali pakai?
Sebagai solusinya, kita bisa menulis pesan hijau untuk meminimalisir plastik-plastik sekali pakai dan yang terbaik adalah memasak sendiri di rumah.
Dan bagaimana jika kita berbelanja online (selain makanan)? Tidak masalah, tetapi tetap utamakan kesehatan.
- Tidak langsung menerima paket, bisa minta kurir untuk meletakkan belanjaan/paket diluar.
- Biarkan belanjaan terpapar sinar matahari kurang lebih 30 menit.
- Pilah sampah kotak dan packagingnya.
- Semprot paket dengan disinfektan (jika memungkinkan untuk dilakukan).
- Cuci tangan dengan sabun.
- Cuci terlebih dahulu barang-barang didalamnya.
Bagaimana Pengaruh COVID-19 terhadap Para Pemulung?
Pemulung, pendaur ulang, dan pekerja medis berada di garis depan COVID-19. Mereka sangat beresiko terpapar virus corona.
Maka dari itu, kita sebagai masyarakat harus bertindak bijak terhadap hal yang bisa membahayakan mereka. Tetap utamakan protokol kesehatan, buang sampah dengan benar, dan kontrol apa yang bisa kita kontrol:
- Pilah sampah untuk sampah organik dan inorganik.
- Semprot sisa-sisa konsumsi tersebut dengan alkohol atau disinfektan.
- Lakukan 2P2S (Proses, Pilah, Simpah,Salur) terhadap limbah medismu.
Zero Waste Lifestyle Menjadi Pilihan Tepat Yang Bisa Kita Lakukan Selama Pandemi,
Karena zero waste sangat membantu kita untuk hidup berkesadaran (makan makanan sehat, menggunakan reusable, mengolah dan memilah sampah kita) terutama dalam menghadapi tantangan COVID-19.
Mungkin banyak diantara kalian yang mungkin bertanya, bagaimana cara membuat zero waste kit? Atau apa saja yang perlu diperhatikan saat berbelanja atau memesan makanan? Kalian bisa temukan jawabannya pada artikel sebelumnya mengenai menerapkan zero waste lifestyle di masa pandemi corona.
Sebagai masyarakat, hidup berkesadaran di masa pandemic sangat dibutuhkan. Kita harus bisa bertindak dengan tepat dan tekad yang kuat untuk tetap sehat dan saling menjaga satu sama lain. Keep spirit and stay safe ya.
Semoga bermanfaat.