Sampah adalah masalah klasik di Indonesia. Dari sampah sembarangan hingga penggunaan sampah plastik yang pemakaiannya sudah dibatas darurat. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan bahwa tahun 2019 sampah di Indonesia akan mencapai 68 juta tons. Sedangkan plastik sampah diperkirakan akan mencapai 9.52 tons. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun, Kemen LHK, Tuti Hendrawati Mintarsih mengungkapkan, produksi sampah terus meningkat setiap tahun. Rata-rata naiknya mencapai satu juta ton setiap tahunnya.
NASA pernah merilis animasi yang menunjukkan kondisi sampah di lautan dunia. Dari situ terlihat sampah menumpuk di lima bagian samudra terbesar di Bumi. Semua sampah itu terbawa arus hingga membentuk pulau-pulau sampah raksasa. Data NASA juga menunjukkan bila per tahunnya ada sekitar 8 juta ton sampah yang sebagian besar adalah plastik berakhir di lautan. Sebagian besar sampah-sampah itu berasal dari negara-negara di Asia, yakni China, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Sri Lanka.
World Economic Forum (WEF) memprediksi pada 2050 mendatang, jumlah plastik di lautan akan lebih banyak dibanding ikan. Mereka memperkirakan bahwa 2050 mendatang, jumlah plastik yang diproduksi secara global meningkat tiga kali lipat menjadi 1,124 miliar ton.
Plastik itu susah sekali terurainya dan dia akan berubah menjadi butiran yang lebih kecil dalam jangka waktu yang lama. Kemudian plastik-plastik ini akan dikonsumsi oleh biota-biota laut dan merusak ekosistem, biota-biota laut itu akan juga masuk ke tubuh kita nantinya.
Sebenarnya banyak sekali kesempatan di Indonesia untuk hidup mengurangi sampah, salah satunya adalah belanja di Pasar. Hanya saja masalahnya adalah plastik yang overflowing dan diberi begitu saja secara cuma-cuma. Di Pasar, semua yang dijual masal dan datang dari petani dimana bahan-bahan itu tidak dipre-pack seperti yang biasa ditemukan di supermarket. Tetapi, plastik ada dimana-mana, untuk membungkus apa saja, kemudian didobel, dan didobel. Bayangkan berapa jumlahnya jika setiap hari ibu-ibu berbelanja dan menggunakan plastik yang sekali buang. Solusi mudah dari masalah ini adalah membawa tas belanja dari rumah yang dapat digunakan kembali.
Semua akan menjadi lebih mudah ketika orang-orang tau akan kondisi dan akibat dari pembuangan sampah mereka. Kita sudah harus mulai bergerak dan menyuarakan persoalan ini. Juga mulai membawa tas kain kemanapun kita pergi, jadi saat kita tidak merencanakan belanja pun, kita masih bisa tidak menggunakan plastik sekali pakai.
Ayo diet kantong plastik dengan membawa tasmu sendiri
Cek disini untuk info lebih lanjut soal kampanye gerakan diet kantong plastik.