Apa itu Eco Enzyme?
Eco Enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik.
Jadi eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat.
Eco Enzyme bisa menjadi cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian dan juga peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang efektif.
Why is it so important?
Enzim mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), hormon alami dan nutrisi untuk tanaman. Sementara itu mengubah CO2 menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman laut dan kehidupan laut.
Di bawah ini adalah alasan lain kenapa kita perlu mempertimbangkan untuk membuat eco enzyme:
Hemat: Mengubah sampah dapur menjadi pembersih rumah tangga alami DIY.
Mengurangi polusi: Gas metana yang dikeluarkan dari sampah yang dibuang dapat memerangkap 21x lebih banyak panas daripada CO2, memperburuk pemanasan global.
Air purify: Membersihkan udara dari racun, polusi dan menghilangkan bau
Banyak manfaatnya: Pembersih rumah tangga, insektisida, antiseptik, perawatan tubuh, pupuk dll
Apa aja manfaat Eco Enzyme?
Karena kandungannya, eco Enzyme memiliki banyak cara untuk membantu siklus alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah dan juga membersihkan air yang tercemar. Selain itu bisa juga ditambahkan ke produk pembersih rumah tangga seperti shampoo, pencuci piring, deterjen, dll.
Pembersih enzim ini 100% natural dan bebas dari bahan kimia, mudah terurai dan lembut di tangan dan lingkungan. Cairan ini juga penolak serangga alami yang membuat semut, serangga dll menjauh. Saking alaminya, setelah digunakan untuk pel, cairan ini juga bisa dipakai untuk menyiram tanaman. Eco Enzyme juga dapat digunakan untuk merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran dan untuk meningkatkan hasil panen. Jadi pada intinya adalah circular economy at its best.
Bagaimana cara membuatnya?
Fruit waste : Brown sugar : Clean water = 3 : 1 : 10
For example : 900g kulit buah : 300g gula : 3000g (ml) atau 300g kulit buah : 100g gula : 1liter air
Caranya sangat mudah:
a. Gunakan gula apapun selain gula putih
b. Gunakan sisa-sisa dapur seperti kulit apel, jeruk, nanas, pir, semangka, lemon, tapi jangan durian! jangan pakai dagingnya. Seeds bisa dimasukkan asalah jangan yang besar seperti biji mangga.
- Tuang semua bahan ke dalam botol, bisa juga menggunakan blender untuk mencacah limbah, kemudian campur gula dan air dalam botol.
- Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumah
- Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap hari di 2 minggu pertama, kemudian 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali. Di minggu pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan.
- Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Jika cacing muncul tambahkan gula segenggam, aduk rata kemudian tutup
- Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau saringan.
- Residu dapat digunakan lagi untuk batch baru produksi dengan menambahkan sampah segar. Residu juga bisa dikeringkan, kemudian diblender dan dikubur di dalam tanah sebagai pupuk.
Kemudian cairan yang sudah disaring, diletakkan di botol-botol dan bisa digunakan untuk bermacam-macam.
Dibawah ini menunjukkan “resep-resep” dan cara memanfaatkan Eco Enzyme.
Catatan penting!
- Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas, maka dari itu perlu dibuka periodically untuk mengeluarkan gas
- Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, plastik, logam atau bahan kaca.
- Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan sebagai bahan kompos kebun). Untuk membuat enzim berbau segar, tambahkan kulit jeruk / lemon atau daun pandan, dll.
- Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi hitam, tambahkan gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses fermentasi lagi.
- Mungkin memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan saja. Jika Anda menemukan lalat dan cacing dalam wadah, biarkan dan reaksi kimia enzim akan melarutkannya secara alami.
Manfaatkan sepenuhnya residu enzim eco:
a) Gunakan kembali untuk produksi berikutnya dengan menambahkan sampah segar.
b) Gunakan sebagai pupuk dengan mengeringkan residu, campurkan dan dikubur di dalam tanah.
c) Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula merah dan siram untuk membantu membersihkan kotoran. - Eco enzyme tidak akan pernah kadaluwarsa. Jangan simpan di kulkas.
- Jika setiap rumah tangga menggunakan sampah mereka untuk menghasilkan enzim ramah lingkungan, itu dapat menghentikan limbah dapur dari polusi tanah kita dan sementara itu mengurangi pemanasan global. Kita dapat membantu mengubah iklim!
For some FAQ (Frequently Asked Questions) bisa dicek disini.