Bencana menjadi suatu kejadian yang tak pernah bisa kita hindari. Dapat terjadi dimanapun dan kapanpun. Baru-baru ini, pada 4 Desember 2021, terjadi erupsi gunung Semeru. Diketahui dari salah satu artikel Detik News, tercatat korban tewas sebanyak 46 orang, korban hilang 9 orang, korban luka berat 18 orang, korban luka ringan:11 orang, dan korban yang mengungsi 9.118 orang (Laki-laki sebanyak 4.435 orang dan Perempuan sebanyak 4.683 orang).
Mengingat banyaknya korban bencana alam tersebut, tentu banyak empati yang tercurah dari seluruh masyarakat Indonesia. Berbagai macam bantuan dikirimkan dari berbagai penjuru Indonesia, mulai dari uang, baju, makanan, tenaga dan lain-lainnya.
Sayangnya, masih banyak pemberi donasi yang menggunakan kejadian ini untuk ‘membuang’ barang-barang tak layak pakai atau masih banyak juga yang mementingkan dokumentasi dan publikasi penyerahan donasi. Padahal penyesuaian jenis kebutuhan dan sistem penyaluran yang tepat sasaran itu jauh lebih penting. Perlu diupayakan sistem distribusi yang terintegrasi dan efektif untuk mengelola jumlah donasi barang maupun relawan yang turun ke lapangan. Membludaknya donasi yang masuk dan terbatasnya pengelolaan akhirnya memunculkan kekhawatiran baru, yaitu munculnya timbunan barang-barang yang berpotensi menjadi sampah.
Kalin bisa lihat contohnya pada video dibawah ini, salah satu pernyataan dari Pak Ruksin Kepala RT 9 Dsn. Sumbersari, Ds. Supiturang, Kec. Pronojiwo, saat terjadi bencana erupsi Gn. Semeru.
Perlu juga diupayakan beberapa langkah-langkah inisiatif seperti:
- Mencari lembaga dan organisasi terpercaya
Di lembaga yang terpercaya, kita bisa mendonasikan sesuai dengan kebutuhan penyintas bencana. Kita pun dapat memantau penyaluran donasi lewat laporan yang mereka unggah secara berkala.
- Mulai lah dari relawan yang kita kenal atau berada di sekeliling kita
Agar kita dapat berkomunikasi aktif dan bertanya dengan jelas kebutuhan-kebutuhan apa yang betul-betul mereka perlukan langsung dari tempat bencana.
- Mengikuti ketentuan batas donasi
Jangan sampai donasi menjadi berlebihan, hingga tidak bermanfaat dan hanya berakhir menjadi timbunan sampah.
- Memberi donasi yang dapat memberdayakan secara berkelanjutan
Kebutuhan korban seringkali tidak hanya terbatas 1-2 minggu saja.
Selain itu dalam berdonasi barang ada hal-hal bijak yang dapat kita perhatikan secara lebih lanjut, seperti:
1. Makanan
Makanan menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk membantu para korban bencana alam. Terlebih jika mengharuskan mereka untuk mengungsi dan tidak memiliki peralatan yang memadai untuk membuat makanan (memasak).
Jika kamu berencana untuk memberikan donasi berupa makanan, maka kamu perlu memperhatikan 3 hal berikut.
- Pilih jenis makanan berupa lauk kering agar tidak mudah basi, sambal, susu bayi, kurma, buah-buahan, biskuit atau kecang-kacangan.
- Pastikan kemasan untuk makanan kering menggunakan kemasan yang tertutup rapat agar makanan lebih awet.
- Jika memungkinkan, gunakanan kemasan yang bisa digunakan ulang atau dikubur (dikompos).
2. Pakaian
Dari beberapa bencana alam yang terjadi, membuat korban harus kehilangan beberapa barang yang menjadi kebutuhan mereka, salah satunya yaitu pakaian. Misalnya saja saat terjadi banjir, baju mereka bisa basah bahkan hanyut sehingga tidak memiliki pakaian yang bisa dipakai.
Maka dari itu, pakaian layak pakai menjadi salah satu pilihan tepat untuk didonasikan kepada korban bencana alam. Bisa berupa baju, celana, jilbab, jaket untuk orang dewasa, anak-anak, atau bayi. Pastikan pakaian ini masih kayak pakai dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan iklim di tempat bencana. Misalnya kejadian bencana di gunung, janganlah memberi rok mini atau celana pendek atau daster.
Hal yang perlu diperhatikan disini yaitu, donasi pakaian layak pakai akan terpenuhi maksimal H+1 bencana. Jadi, setelah H+1, penggalangan donasi pakaian layak pakai sebaiknya ditiadakan. Terutama sekarang, sisa dari donasi pakaian malah menjadi limbah fashion.
Bisa dilihat contohnya pada gambar dibawah ini yang merupakan dokumentasi @alyarosyadah relawan lapangan KAGAMACare tanggap bencana erupsi Gn. Semeru.
3. Relawan
Korban bencana alam juga membutuhkan berbagai tim relawan yang bisa membantu mereka. Misalnya relawan yang mengurus korban yang tewas, terluka, hingga relawan yang mengurus bantuan makanan yang didapatkan.
Kalian bisa menjadi salah satu relawan berikut ini:
- Tim medis.
- Psikolog.
- Tim dapur umum.
- Tim kelistrikan atau elektronik.
- Tim pembersih.
- Tim pijat.
- Tim pengolah sampah.
- Tim gizi.
- Atau tim edukator anak.
4. Bantuan Lainnya
Selain bantuan berupa jenis makan, makanan, atau berbagai relawan yang membantu korban bencana alam. Ada beberapa bantuan lain yang bisa kalian donasikan, diantaranya.
- Alat mandi.
- Popok dan pembalut wanita.
- Masker dan obat-obatan.
- Selimut atau sarung.
- Kaos kaki atau sarung tangan.
- Alat ajar dan alat main untuk anak-anak.
Memberikan bantuan (berdonasi) saat terjadi bencana alam menjadi salah satu sikap bijak yang perlu dilakukan untuk membantu korban bencana atau kerugian yang ditimbulkan. Tetapi, saat berdonasi juga dibutuhkan sikap bijak untuk menghindari potensi sampah yang membahayakan lingkungan atau bahkan menimbulkan bencana baru.
Maka dari itu, beberapa hal diatas membantu kamu lebih bijak saat berdonasi bencana alam, semoga bermanfaat ya. Luruskan niat berdonasi, karena berdonasi bukanlah ajang membuang sampah.