Saat ini, penggunaan plastik telah banyak menggantikan material peralatan yang terbuat dari bambu, kayu, maupun rotan. Bahkan bisa dibilang kita sangat bergantung pada plastik. Hal ini dikarenakan plastik mudah didapat dengan harga yang lebih murah. Misalnya ketika berbelanja ke pasar, kita lebih memilih menggunakan kantong plastik daripada membawa keranjang belanja sendiri, dengan alasan karena “lebih praktis”.
Nah setelah kantong plastik belanjaan tadi tidak dibutuhkan lagi, otomatis akan terbuang begitu saja. Entah itu ditempat sampah atau di sembarang tempat, dan akhirnya berujung di TPA seperti laut maupun sungai.
Sampah plastik yang berakhir di lautan sangat berpotensi mencemari dan memberikan dampak yang serius bagi keseimbangan ekosistem di laut, karena sampah plastik dapat terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian.
Salah satu contoh kasus plastik di laut yaitu sampah plastik di dalam perut paus yang mati dan terdampar di Wakatobi.
Pada gambar berikut, juga bisa dilihat penampakan sampah plastik di laut:
Plastik tidak hanya berpengaruh terhadap pencemaran laut, plastik juga memicu terjadinya “perubahan iklim”. Seperti yang sudah kita bahas pada artikel sebelumnya, perubahan iklim adalah perubahan signifikan yang terjadi pada suhu, curah hujan, dan angin yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, bisa dalam satu dekade atau bahkan lebih.
Perubahan iklim disebabkan oleh tingginya jumlah emisi gas CO2 yang menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap bumi kita, seperti kerusakan ekosistem laut, masalah kebutuhan pangan, timbulnya cuaca ekstrim, bencana alam, dan lain-lain.
Bagaimana Plastik Berpengaruh Pada Perubahan Iklim?
Dari proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang tinggi sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklim karena kondisi bumi semakin memanas. Semakin tinggi emisi karbon yang dihasilkan, maka semakin tinggi konsentrasi gas-gas rumah kaca yang ada di atmosfer.
Simak penjelasan berikut ini untuk membuktikannya:
1. Produksi Plastik
Plastik terbuat dari minyak dan gas bumi yang diekstrak atau diambil dari perut bumi. Kemudian dikirim ke tempat pengolahan untuk melalui proses pemurnian sehingga mendapatkan berbagai macam turunan minyak dan gas bumi, termasuk salah satunya adalah Nafta yang merupakan bahan baku pembuatan plastik.
Nafta kemudian diolah lebih lanjut untuk menghasilkan pelet atau resin plastik. Proses ekstraksi, pemurnian hingga produksi pelet plastik ini membutuhkan energi yang besar sehingga menghasilkan emisi karbon sebesar 1.781 Million Metric Ton CO2.
2. Produksi Produk Plastik
Setelah menciptakan pelet (resin) plastik, langkah selanjutnya yaitu mengirim pelet-pelet ini ke tempat pengolahan dan pencetakan, misalnya untuk memproduksi botol plastik.
Proses percetakan plastik membutuhkan suhu tinggi yang didapatkan dari pembakaran batu bara , kira-kira dapat menghasilkan emisi karbon sebesar 535 Juta Metric Ton CO2.
3. Pengolahan dan Pembuangan Sampah Plastik
Kebanyakan plastik dipakai hanya beberapa kali saja, kemudian dibuang begitu saja ke TPA atau diolah dengan cara didaur ulang atau dibakar dengan insinerator.
Daur ulang memang memiliki dampak lingkungan yang paling minim, namun tidak semua plastik dapat di daur ulang, terlebih plastik dengan kualitas yang rendah. Daur ulang plastik juga memerlukan energi yang besar, sehingga menghasilkan emisi karbon yang cukup tinggi.
Lalu jika diolah dengan cara dibakar dengan insinerator? Pembakaran plastik memberikan dampak lingkungan paling besar dibandingkan dengan daur ulang, pembakaran plastik dapat menghasilkan gas emisi hingga 5.9 Juta Metric Ton CO2.
Itulah pengaruh plastik terhadap perubahan iklim, terus gimana dong? Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi kita bisa mengurangi penggunaannya, apa saja yang termudah yang bisa kita lakukan?
- Bawa tas belanja sendiri (tote bag/eco bag).
- Bawa tempat makan dan botol minum sendiri untuk jajan.
- Batasi pemakaian produk yang dikemas dengan kemasan plastik.
- Ganti sedotan plastik dengan sedotan stainless atau sedotan bambu.
- Ganti sikat gigi plastikmu dengan sikat gigi bambu atau siwak.
Nah sekarang giliran kalian, mulailah untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Dan jangan lupa untuk ajak teman-teman kalian juga ya!
Keep your process!