Mengompos itu mudah banget, untuk dasar cara mengompos mudah bisa dilihat disini. Kompos adalah hasil penguraian sisa organik yang kita hasilkan. Ketika diuraikan dengan baik, kompos akan berfungsi menyuburkan tanah. Kalau tanahnya subur, tanaman pun juga akan ikut tumbuh subur. Mengompos merupakan salah satu langkah wajib yang bisa kita lakukan di rumah atau skala rumah tangga. Dengan melakukan itu, kita turut berpartisipasi dalam solusi permasalahan sampah sebanyak lebih dari 50%. Bayangkan, saat kalian mencampur sisa-sisa organik dengan popok bayi, batu baterei, lampu, baju bekas dan mengirimnya ke TPA. Apa yang akan terjadi? Gunungan berbagai macam barang di TPA yang sangat miskin oksigen, membuat pembusukan sisa sayur tersebut menghasilkan Gas Metan. Gas Metan (CH4) adalah salah satu kontributor bertambah panasnya bumi kita tercinta. Selain itu, air lindi yang dihasilkan dari TPA sudah pasti mengandung lebih banyak logam berat. Jadi, yuk buat yang belum mulai, kita mengompos!
Pengomposan yang baik bisa diukur dari ukuran dan warnanya yang tua atau hitam dan aroma yang seperti tanah. Kualitas kompos yang baik juga tidak akan menimbulkan bau yang menyengat. Namun ada beberapa hal yang harus kita perhatikan di sampah organik yang baik dan sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam mengompos, salah-salah bisa menimbulkan bau busuk dan menciptakan belatung-belatung. Tidak hanya itu, namun kualitas kompos yang dihasilkan pun menjadi kurang maksimal. Karena kompos ini akan kembali ke tanah dan bumi kita, kita pelajari sedikit yuk bahan-bahan organik apa saja yang sebaiknya tidak masuk dalam kompos dan bahan organik apa yang baik untuk kompos.
Untuk jenis yang ‘lebih baik jangan’, sebetulnya bisa namun baiknya menggunakan komposter jenis tanpa udara atau biasa disebut dengan anaerob. Jangan dimasukkan dalam jumlah yang terlalu banyak dan setelah ada dari jenis sampah tersebut masuk, imbangi dengan bahan karbon yang sebanyak-banyaknya seperti daun kering, jerami dan lain lain. Bisa juga ditambah bahan-bahan nitrogen yang baunya segar atau sisa kopi.
Lalu apa yang harus kita lakukan dengan sampah organik tersebut?
- Sisa-sisa tulang dan ikan dapat diberikan kepada kucing dan anjing kita atau di sekitar tempat kita tinggal. Ohya, tulang ikan itu mengandung fluor yang bagus loh untuk gigi kita.
- Sisa makanan, kita bisa berefleksi dan mulai menghindari masak berlebihan. Habiskan makanan yang ada di piringmu!
- Minyak, kita bisa mengurangi konsumsi minyak, namun jika masih belum memungkinkan, bisa dikumpulkan kemudian dikirim ke @jelantah4change kalian bisa mencari tempat untuk distribusi jelantah terdekat disini.
- Kertas bertinta, bisa dibawa ke bank sampah karena biasanya mereka menerima sampah jenis ini untuk kemudian diberi ke pengepul yang dapat mendaur ulangnya
- Glossy/Coated paper/sticker, mau tidak mau ini harus dimasukkan ke dalam ecobrick karena tidak dapat diurai. Belajar lebih jauh mengenai ecobrick disini.
- Bonggol kayu, cabang-cabang besar membutuhkan waktu lama untuk terurai. Jika punya alat untuk memotong menjadi kecil-kecil, maka bisa dimasukkan ke dalam kompos, jika tidak, sebagai alternatif, kamu bisa mengumpulkannya di sebuah tempat/tanah dan membiarkannya membusuk selama beberapa tahun.
- Tea/coffee bags, ini juga harus dimasukkan ke dalam ecobrick karena tidak mudah terurai kecuali terbuat dari bahan alami seperti cotton dan hemp, maka dia bisa dimasukkan ke dalam kompos.
Ohya, kalau kalian memasukkan bahan-bahan yang ‘lebih baik jangan’ itu maka belatung pasti akan muncul, pun dengan sayur buah, kadang belatung juga muncul karena lalat suka lewat dan melepaskan telurnya dimana-mana. JIka memang itu terjadi, tutup dengan daun kering, sisa ranting, sekam ataupun tanah. Saat mereka sudah melewati umur kehidupan mereka, mereka akan hilang sendiri.
Photo by Thomas Rehehäuser on Unsplash
Sumber: Zerowaste Adventure, Small Foot Print Family ,Tree Hugger, cityoffirving.org