Ada miskonsepsi mengenai zero waste dan recycle. Banyak yang mengira bahwa recycle sebanyak-banyaknya adalah cara yang tepat untuk mencapai zero waste. Kebanyakan orang juga fokus untuk memisah sampah daripada mengurangi sampahnya. Recycle memerlukan energi untuk memproses. Proses ini tergantung pada terlalu banyak variabel untuk menjadi solusi yang baik. What happens to it is uncertain.
Dari 5Rnya Bea Johnson sudah terlihat sebenarnya bahwa recycle ada di urutan ke-4. Diurutan pertama hingga ketiga adalah Refuse, Reduce dan Reuse, exactly in that order. Banyak cara yang kita bisa lakukan untuk melakukan ke3 pertama sebelum kita memutuskan untuk Recycle. Dibawah ini adalah cara-cara untuk menghindari recycle dan mengurangi sampah dari akarnya.
Dari beberapa poin, banyak sekali manfaatnya dan tidak hanya melulu soal ramah lingkungan tapi juga bisa menjadi sarana networking dan menginspirasi. Contohnya saja saat kita menyodorkan kotak makan kita ke sebuah cafe atau restoran tempat kita membeli pastry, atau meminta kepada pelayan di restoran untuk tidak menggunakan sedotan di minuman kita. Biasanya mereka akan penasaran dengan alasannya, kita bisa lho cerita dan menjelaskan sedikit kepada mereka alasan kita melakukannya. Sering juga mereka sudah mengetahuinya dan memuji kekreatifan kita, siapa tahu contoh dari kita akan menstimulasi orang-orang yang kita jumpai untuk melakukan hal yang sama. You don’t know whom you touch everyday!
ZERO WASTE IS NOT RECYCLING MORE, BUT LESS
Bring your own bag – bawa tasmu sendiri sebagai pengganti pembelian tas di tempat yang seringnya terbuat dari plastik dan tidak organik. Walaupun tas yang dijual terbuat dari kain, tapi alangkah baiknya jika memanfaatkan yang sudah ada karena membeli barang yang tidak perlu hanya akan menjadikan tumpukan.
Bring your own reusable bottle – bawa botolmu sendiri kalau ingin supaya bisa menahan dingin ataupun panas, cari botol yang double insulated. Mungkin di Indonesia memang tidak semudah diluar negeri untuk menemukan air kran bersih, bahkan belum ada. Tapi botol ini bisa dibawa untuk mengisi ulang dari kafe atau restauran.
Use tea towel – pakai lap kain sebagai pengganti tissue dapur. Begitu juga dengan tissue pada umumnya, be mindful in using tissues.
Use handkerchief – pakai sapu tangan sebagai pengganti tisu. Selain karena tisu bisa mengandung hal-hal yang kurang baik untuk tubuh, sapu tangan lebih halus dan ramah lingkungan. Jangan lupa dicuci dengan air yang sangat panas sebagain disinfektan.
Bring reusable thermos – pakai termos sebagai pengganti cup untuk kopi dan teh kalian. Selain ramah lingkungan, bisa ngobrol dan dapet temen baru (barista hehe) dan mungkin bisa sedikit bercerita soal mengapa dan apa yang kita sedang kerjakan untuk create more awareness. At the end of the day, you’re the agent of this concept. Influencing one person is already super significant.
Small pouch – kantong kecil sebagai pengganti kantong plastik yang sekali pakai. Karena kadang tiba-tiba kita perlu sesuatu dan dengan menyimpan kantong kecil itu akan sangat handy.
Use Soap bar – gunakan sabun batang sebagai pengganti sabun cair yang biasanya banyak mengandung triclosan, SLS, sabun cair biasanya dikemas dengan kemasan yang plastik. Memang terdapat banyak isi ulang, tapi kemasan dari isi ulang itu juga dari plastik.
Use Bamboo toothbrush – gunakan sikat gigi bambu sebagi pengganti sikat gigi biasa yang batangnya dari plastik
Use Reusable cotton pad – gunakan kapas katun yang dapat digunakan kembali sebagai pengganti kapas yang sekali pakai buang.
Refuse straw and use your own – Tolak sedotan plastik dan pakai sedotanmu sendiri – sebagai pengganti sedotan plastik yang hanya bisa digunakan sekali
Are you ready to make changes? Kamu suka struktur dan ingin mengikuti tantangan zero waste selama 30 hari dengan harapan untuk membangun kebiasaan dan meneruskannya? Ikut disini 🙂