Industri fesyen dan tekstil merupakan salah satu industri paling berpolusi. Berkontribusi 10% sebagai penyumbang emisi karbon global, lebih banyak dari industri aviasi yang besarnya 2%. Secara umum Indonesia adalah salah satu negara dengan laju fesyen yang dinamis. Tak hanya brand fesyen mancanegara yang memasuki pasar Indonesia. Pesatnya perkembangan brand fesyen lokalpun sangat maju dan diminati oleh berbagai kalangan. Hal ini tentunya menguntungkan bagi perkembangan bisnis nasional namun bagaimana dampak bagi lingkungan dan kemanusiaan yang ditimbulkan?
#MulaiDariLemari (MDL) adalah sub-kampanye #TukarBaju yang digagas oleh Komunitas Zero Waste Indonesia. Caranya sederhana, dengan berkomitmen untuk tidak membeli pakaian baru selama 3 bulan (periode 1 musim) sebagai cara untuk berkontribusi dalam mengurangi sampah fesyen dan limbah tekstil. Periode mulai-berakhirnya dapat diatur oleh masing-masing individu. Dalam periode ini mendapatkan baju baru dengan cara meminjam, menyewa, bertukar, menjahit sendiri, membeli preloved (baju bekas), membeli baru dari brand fesyen berkelanjutan, membeli baru dari brand kecil lokal (terutama untuk mendukung usaha mereka yang terkena dampak pandemi COVID-19) adalah tetap diperbolehkan. Kuncinya adalah semua harus dilakukan secara berkesadaran, sesuai kebutuhan, bukan hanya semata untuk memuaskan hasrat berbelanja pakaian. Dengan menjalankan cara tersebut kita dapat berkontribusi memperpanjang umur pakaian hingga 9 bulan dan dapat mengurangi emisi karbon global hingga 30%.
Memberikan komitmen sederhana seperti ini adalah salah satu upaya kita bersama sebagai konsumen untuk belajar membatasi diri agar terhindar dari konsumerisme dan tentunya untuk melatih agar menjadi konsumen yang lebih bijak. MDL adalah bentuk pendekatan dari Fesyen Lambat berfokus pada bagaimana menjadikan seluruh proses dalam fesyen mulai dari produksi hingga konsumsi menjadi berkelanjutan.
Perubahan besar dimulai dari langkah kecil diri sendiri, sesederhana #MulaiDariLemari !