Hidup zero waste tidak hanya berhenti pada pengurangan sampah plastik sekali pakai saja. Jangan lupakan masih banyak jenis sampah lain yang individu hasilkan setiap harinya. Coba tengok isi lemarimu! Apa ada onggokan baju yang tidak pernah kamu pakai lagi disitu?
Lahirnya banyak merek fast fashion (fesyen cepat) dan maraknya industri fesyen di Indonesia tanpa sadar mempengaruhi gaya berbusana khususnya bagi para wanita. Untuk selalu berbelanja pakaian demi mengikuti tren gaya terbaru. Tapi sadarkah kita bahwa pakaian yang kita pakai setiap harinya bisa berbahaya bagi bumi tercinta?
Industri fesyen adalah salah satu industri yang paling berpolusi di dunia dan tidak hanya itu, di tanggal 24 April 2013 dunia dikejutkan oleh insiden robohnya Rana Plaza. Rana Plaza menampung lebih dari 20 pabrik garmen, dan ketika bangunan itu roboh pada 24 April 2013. 1.138 orang tewas dan banyak lagi yang terluka. Tragedi ini menyoroti kondisi mengerikan yang dialami banyak orang di industri garmen.
Berangkat dari latar belakang itu, tahun 2019 ini, Zero Waste Indonesia meluncurkan kampanye #TukarBaju. Sebuah kampanye untuk menciptakan kesadaran bagi masyarakat dan sebagai salah solusi akan sampah fashion dan limbah tekstil di Indonesia.
#TukarBaju memberi alternatif untuk kita yang masih ingin bergaya, berganti mengikuti mode tapi tidak dengan mengkonsumsi hal baru. Memberikan makna baru untuk sebuah kata ‘baru’. #Tukarbaju adalah sebuah konsep dimana orang-orang membawa pakaian bekas layak pakainya lalu menukarnya dengan pakaian milik orang lain. Solusi hemat dan ramah lingkungan untuk tetap berganti-ganti gaya fashion tanpa mengeluarkan biaya untuk membeli pakaian baru.
Mari kita support Ethical Fashion.
Fashionable, affordable, sustainable !
Fakta Fesyen Global
Fakta 1: Kedua setelah minyak, industri pakaian dan tekstil adalah pencemar terbesar di dunia. (Sumber: Fashion Industry Waste Statistics Edge Expo)
Fakta 2: Secara Global, Industri mode menyumbang 20% dari limbah air dunia (berdampak pada ketersediaan air bersih) (Sumber: Unfashionalliance.org)
Fakta 3: Secara Global, Industri mode menyumbang 10% dari total emisi karbon dunia (berdampak pada perubahan iklim) (Sumber: Unfashionalliance.org) dimana industri aviasi (penerbangan) hanya menyumbang 2% (Sumber: This Is A Good Guide by Marieke Eyskoot)
Fakta 4: Serat kain dari limbah tekstil diprediksi menjadi contributor besar penyebab plastik masuk ke air laut (Sumber: United Nations Partnership on Sustainable Fashion and the SDG’s)
Fakta 5: Sebuah kaos berbahan katun memerlukan kurang lebih 2700 liter air untuk proses pembuatannya. (Sumber: www.worldwildlife.org)
Fakta 6: NPR melaporkan, dari Badan Perlindungan Lingkungan, bahwa 15,1 juta ton limbah tekstil dihasilkan pada 2013, di mana 12,8 juta ton dibuang. (Sumber NPR: National Public Radio ). Konsumsi pakaian jadi diperkirakan akan meningkat 63% dari 62 juta hari ini menjadi 102 juta ton pada tahun 2030 (Sumber: The Sustainable Fashion Forum)
Fakta 7: Perempuan masa kini hanya mempergunakan pakaian dalam 7 kali pakai (Sumber: Daily mail)
Fakta 8: Jika ada perayaan, Lebaran, 61% konsumen Indonesia selalu membeli baju lebaran. (Sumber: Tirto.id)
Fakta 9: Di dunia, fashion berkontribusi 92 juta ton sampah solid di TPA (Sumber: Unenvironment.org)
Fakta 10: Puluhan juta saudara-saudara kita setanah air harus terpapar dengan bahaya dari limbah pewarna kimia agar kita dapat bergaya. (Sumber: Health and Environment Hazard of Synthetic Dyes by Prof R.B Chavan)
Fakta 11: Rata-rata jumlah pohon yang ditebang setiap tahun adalah 85 juta untuk membuat pakaian (Sumber: This Is A Good Guide by Marieke Eyskoot)
Fakta 12: Menurut Copenhagen Fashion Summit, 53 juta ton pakaian akan diproduksi tahun ini dan 87% darinya akan ditimbun atau dibakar. (Sumber: thefashionadvocate.com)
Fakta 13: Memperpanjang umur pakaian hingga 9 bulan lagi akan mengurangi jejak karbon, limbah, dan air masing-masing sekitar 20-30% (Sumber: Fashion Revolution)
Fakta 14: Untuk membuat sepotong celana jeans, dibutuhkan air sebanyak 10,000 liter – Sama dengan jumlah air untuk mandi 6 menit selama 200 hari. Untuk membuat sepotong celana jeans 10m2 adalah luas perkebunan katun yang dibutuhkan. Untuk membuat sepotong celana jeans, jumlah emisi karbondioksida yang dilepaskan sebanyak 32 kilo, sama dengan berkendara sejauh 150 km (Sumber: This Is A Good Guide by Marieke Eyskoot)
Fakta 15: Sebuah bangunan (Rana Plaza) yang ditempati oleh pabrik pakaian runtuh pada tahun 2013. Sedikitnya 1.042 orang tewas dan 2.500 lainnya luka-luka. (Sumber: Wikipedia Insiden Bangunan Dhaka 2013). Kegagalan sistemik perlindungan pemerintah terhadap hak asasi manusia dan kurangnya rasa hormat terhadap hak pekerja memungkinkan insiden seperti Rana Plaza terus terjadi. Di luar upah yang rendah, kondisi kerja yang tidak aman dan pembatasan serta penindasan pekerja terjadi di industri fesyen cepat (Sumber: Opendemocracy).
Fakta 16: Setiap tahunnya, 40,000-50,000 ton, pewarna kain dibuang ke sungai tanpa pengolahan. (Sumber: This Is A Good Guide by Marieke Eyskoot)
Fakta 17: Kompetisi industri, teknologi baru, dan kebutuhan konsumen akan ‘sesuatu yang baru’ ditambah dengan obsesi dengan kepuasan instan, fesyen cepat mengeluarkan 52 “musim mikro” per tahun. (Sumber: The Sustainable Fashion Forum)
Fakta 18: Yang terjadi di sungai Loji di Pekalongan, kota industri batik, yang menawan pada abad ke 18 dan 19 difungsikan sebagai kanal perdagangan kerajaan Mataram sekarang beralih fungsi menjadi selokan raksasa tempat pembuangan pewarna kimiar industri batik dan tekstil (Sumber: Warna-warni Batik di Sungai Pekalongan CNN Indonesia)
Fakta 19: Di sungai Citarum pun terjadi hal serupa, 300 km DAS Citarum dicemari oleh 440 pabrik pengolahan tekstil yang mayoritas tidak memiliki atau tidak mengoperasikan IPAL. Padahal 35 juta orang bergantung pada sungai Citarum untuk sumber hidup. (Sumber: Pikiran Rakyat)